Rabu, 16 Maret 2011

Tim Tanggap Bencana Indonesia Besok ke Jepang

akarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa 15 orang yang tergabung dalam tim satuan reaksi cepat penanggulangan bencana akan berangkat ke Jepang pada Kamis (17/3) malam.

"Besok malam sebanyak 15 personel tim satuan reaksi cepat penanggulangan bencana akan berangkat ke Jepang," kata Kepala Pusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada ANTARA yang menghubunginya dari Jakarta, Rabu.

Sutopo menjelaskan, berdasarkan hasil rapat yang dipimpin BNPB dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Kesehatan, TNI, Basarnas dan Kementerian Luar Negeri disepakati bahwa hanya 15 personel dari 65 orang yang telah dipersiapkan yang akan berangkat.

"Tadinya Pemerintah Indonesia akan mengirimkan 65 orang, namun keputusan terbaru hanya akan memberangkatkan 15 orang," katanya.

Dia mengatakan penyebabnya berkurangnya jumlah personel yang akan diberangkatkan karena karena pihak pemerintah Jepang menyatakan belum membutuhkan tim medis.

Sutopo menyebutkan, 15 orang yang berangkat di antaranya berasal dari Basarnas, TNI, Kementerian Kesehatan dan BNPB.

"Tim akan dilepas oleh Menko Kesra Agung Laksono pada Kamis malam," katanya.

Sementara itu, tim juga akan membawa 10 ribu selimut untuk korban tsunami di Jepang.

"Sedangkan bantuan dalam bentuk dana masih harus dipersiapkan dan dibicarakan lebih lanjut mengenai berapa besar Indonesia akan memberikan bantuan," katanya.

"Kami Membutuhkan Bantuan Dunia"

Tokyo (ANTARA News) - Walikota sebuah kota dekat Fukushima - tempat di mana PLTN yang terkena gempa dan tsunami dahsyat berada - mengatakan sangat membutuhkan bantuan untuk ribuan pengungsi.

"Kami telah menerima banyak pengungsi yang diungsikan dari daerah yang dekat dengan PLTN," kata Masao Hara, Walikota Koriyama yang terletak sekitar 50 km timur PLTN, kepada AFP lewat telepon, Rabu.

"Saat ini sekitar 9.000 orang telah mengungsi di barak-barak pengungsian di Koriyama," kata Masao.

Para pengungsi ini termasuk 200 orang yang berada di stadiun baseball yang baru saja direnovasi.

"Apa yang sangat kami butuhkan sekarang adalah bahan bakar, minyak, air dan makanan. Kami sangat membutuhkan bahan bakar karena kami tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bahan bakar. Kami tidak bisa mendapatkan mengoperasikan mesin penghangat atau mesin pemompa air," ujarnya.

"Selain itu kami juga membutuhkan bahan bakar untuk mengoperasikan kendaraan kami agar bisa mengangkut sampah. Saya meminta kepada dunia, 'Kami butuh bantuan," kata Masao.

Lebih dari 200.000 orang kini telah diungsikan dalam radius 20 km dari PLTN Fukushima yang telah dilanda beberapa kali ledakan dan menimbulkan radiasi yang membahayakan kesehatan manusia.

"Masyarakat sangat khawatir namun mereka bersikap tenang. Mereka tidak panik. Mereka lebih prihatin ketika melihat siaran televisi dan betapa khawatirnya semua orang di Jepang," katanya.

PLTN Fukushima rusak akibat gempa bumi dan tsunami yang terjadi Jumat pekan lalu (11/3). Bencana alam ini juga mengakibatkan ribuan orang tewas dan sebagian besar kawasan utara Jepang kekurangan air, makanan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya.(*)