Warga Buleleng Mengungsi Akibat Banjir Bandang
Singaraja (ANTARA News) - Puluhan warga yang tinggal di pinggir Sungai Saba di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Minggu mengungsi karena ketahutan setelah banjir bandang melanda wilayah itu, Jumat (31/12).Kepala Desa Pengastulan Ketut Yasa mengatakan, puluhan warganya mengaku ketakutan karena sebagian dari bangunan rumah mereka sudah rusak dan menggantung akibat tergerus arus air sungai atau Tukad Saba.
"Sebagian ada yang memilih tidur di balai desa dan beberapa dari warga ada yang ke sanak keluarganya," katanya.
Banjir bandang terjadi pada Jumat malam menjelang berakhirnya 2010 di dua kecamatan, yakni Seririt dan Busungbiu serta mengakibatkan sejumlah instalasi penting seperti jembatan serta sawah masyarakat mengalami kerusakan bahkan menimbulkan korban jiwa.
Yasa mengatakan, masyarakat di Desa Pengastulan khususnya yang rumahnya berada di pinggir sungai sudah dalam kondisi mengkhawatirkan serta tak layak di huni.
"Mereka takut bencana itu datang lagi karena hujan masih terus turun walau curahnya sudah mulai tidak sederas malam tutup tahun," katanya.
Dari data kerusakan yang dilaporkan warganya, Yasa mengatakan, tercatat rumah milik Nyoman Sarna dan Nyoman reken alias Subali serta sebuah bangunan pura keluarga mengalami kerusakan dan tidak bisa dihuni lagi.
Terkait jembatan yang melintasi Tukad Saba, ia mengatakan, sarana penghubung yang merupakan bantuan dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika itu, juga dalam kondisi rawan terkait salah satu tiang penopangnya hanyut tersapu arus banjir bandang.
Sementara warga Desa Titab, Kecamatan Busungbiu, yang mengalami musibah serupa serta menyebabkan korban jiwa dan ratusan ekor sapi hanyut juga ikut mengungsi.
Kepala Desa Titab, Gusti Nyoman Darsana, tercatat sekitar 20 KK yang meninggalkan rumah pascabanjir bandang.
Sementara sekitar 50 kepala keluarga di Dusun Batu Megaang kini dalam kondisi terisolir akibat jembatan yang menjadi jalur penghubung satu-satunya di Desa Titab yang menuju Desa Pucak Sari longsor.
Terkait keberadaan Ketut Sempiran yang hanyut terseret arus banjir bandang, Darsana menyatakan, masyarakat dengan bantuan tim SAR masih terus melakukan pencarian.
Di tepat lain, bencana longsor kembali menimpa kawasan Kecamatan Kubutambahan yang menyebabkan jalur lintas kabupaten yang terletak di antara Desa Tajun dan Desa Tunjung itu tergerus dan jebol sepanjang 10 meter dengan kedalaman 15 meter.
Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan meminta kepedulian Pemerintah Propinsi Bali dalam penanganan kasus banjir itu.
Ia berharap agar masyarakat di Desa Pengastulan segera direlokasi, khususnya yang tinggal di pinggiran sungai. Selain senderan sungai agar segera diperbaiki oleh Pemkab Buleleng.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar