TEMPO.CO, Makassar - Ketua
Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulawesi Selatan, Yonggris Lao,
mengatakan ada tiga opsi solusi atas permasalahan pengungsi Rohingya di
Indonesia.
Pilihan pertama adalah membantu
pemberangkatan mereka ke negara ketiga. Lagipula itulah impian terbesar
pengungsi Rohingya. Dengan begitu, mereka dapat memperoleh
kewarganegaraan.
Usaha membawa pengungsi Rohingya ke negara
tujuan bisa dilakukan dengan mendorong UNHCR untuk memberikan kepastian
ihwal pemberangkatannya. Yonggris mengatakan bersama Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) provinsi siap membantu.
"Kami peduli dan
menghargai mereka," katanya, saat silahturahim ke tempat penampungan
pengungsi Rohingya di Pondok Merah, Jalan AP Pettarani III, Makassar,
Minggu, 31 Mei.
Pilihan kedua, menurut
Yonggris adalah mendesak pemerintah Myanmar menuntaskan konflik berdarah
yang membuat etnis minoritas itu terpaksa meninggalkan negaranya. Harus
ada jaminan rasa aman bagi umat muslim yang menjadi kelompok minoritas.
Dengan demikian, setidaknya menghentikan kian banyaknya etnis Rohingya
yang kabur ke negara lain.
Pilihan ketiga,
para pengungsi Rohingya dibiarkan tetap tinggal di Indonesia. Yonggris
menambahkan amat menghormati dan peduli dengan keberadaan para pengungsi
yang kini berstatus stateless alias tanpa kewarganegaraan itu. Dia berharap mereka bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Seorang
yang dituakan oleh pengungsi Rohingya di Makassar, Muhammad Thoyib,
membenarkan mengenai tidak adanya dokumen yang dikantonginya, kecuali
kartu UNHCR. Bapak lima anak itu juga menyebut selama di Indonesia,
dirinya dilarang bekerja. Kendati demikian, para pengungsi memperoleh
bantuan dana setiap bulannya dari IOM alias International Organisation
for Migration.
Soal keberadaannya di Indonesia, Thoyib mengaku
senang lantaran diterima oleh pemerintah dan warga. Namun, para
pengungsi tetap mengharapkan segera diberangkatkan ke negara tujuan.
Disinggung
kemungkinan kembali ke Myanmar, Thoyib mengaku bisa dilakukan, tapi
dengan syarat. "Harus ada jaminan 100 persen aman. Kami tidak mau
dibantai. Kami mau masa depan anak kami lebih baik," ucapnya.
TRI YARI KURNIAWAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar