Kamis, 29 Desember 2011

PENEMBAKAN BIMA
Desakan Mundur Jenderal Timur Pradopo Cuma Berdasar Asumsi Subyektif
Kamis, 29 Desember 2011 , 09:20:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

TIMUR PRADOPO/IST

  

RMOL. Karena ulah sejumlah oknum polisi yang tidak bisa mengendalikan diri dan memahami berbagai pola interaksi sosial, ekonomi dan politik maka di lapangan sering terjadi aksi kekerasan, seperti terjadi dalam kasus di Bima

Demikian disampaikan anggota Komisi III dari Fraksi partai Demokrat, Pieter C Zulkifli, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Kamis, 29/12).

Karena ulah oknum ini juga, kata Pieter, akhirnya muncul asumsi dan bahkan interpretasi yang menyudutkan lembaga Polri. Asumsi dan interprestasi ini tentu saja merugikan aparat polisi yang selama ini memiliki dedikasi serta menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kemanusiaan

"Kuatnya desakan agar Kapolri mundur menjadi bukti asumsi subyektif ini," kata Piater.

Karena itu Pieter meminta semua pihak untuk tidak larut dalam asumsi sekelompok orang. Apalagi asumsi ini bisa berubah menjadi provokasi yang menjerumuskan ke dalam berbagai persoalan yang tidak ada ujungnya.

Pieter pun meminta pemerintah bersikap tegas terhadap siapapun yang terlibat dalam aksi yang merugikan kepentingan rakyat dan negara. Kapolri juga harus berani menyampaikan pada publik berbagai fakta dan menindak tegas siapapun yang terlibat.

"Agar rakyat melihat bahwa masih banyak petinggi Polri yang masih memiliki hati nurani dan nilai kemanusiaan dalam mengemban amanah," demikian Piater. [ysa]

Baca juga:

Kapolri-Wakapolri Dikabarkan Berseteru, SBY Harus Turun Tangan
Presiden yang Paling Berhak Mengevaluasi Kinerja Polri
Kiai Said: Jangan Gunakan Peluru untuk Menembak Rakyat
Ironis, Tindakan Represif Aparat Seolah Dapat Justifikasi UU
Protap Polri Tak Beda dengan Operasi Militer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar