Indra Subagja - detikNews
Jakarta
Ade Abidin (56) bak jatuh tertimpa tangga. Sudah
istrinya Sutiasih (58) luka-luka karena kecelakaan, dia pun mesti
meringkuk di tahanan. Pangkal musababnya, dia terlibat kecelakaan dengan
seorang perempuan yang ternyata istri salah seorang pimpinan kepolisian
di Polsek Salabintana, Sukabumi.
Peristiwa ini terjadi pada
Minggu (22/4) lalu. Saat itu, Ade dan istrinya tengah melintas di
kawasan Jl Veteran, Kota Sukabumi. Ade melaju dengan kecepatan sedang.
Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan, datang sebuah mobil Honda Jazz
yang dikendarai istri polisi tersebut.
Mobil istri polisi itu
hendak menyalip mobil box yang ada di depannya. Mobil Jazz itu menyalip
dengan mengambil jalur yang dilalui Ade. Tak menyangka ada mobil yang
tiba-tiba mengambil jalurnya dari arah berlawanan, Ade yang mengendari
motor Honda Beat mengerem mendadak.
"Bapak rem-nya pakem, tapi
ibu jatuh dari motor," kata Sutiasih sambil terisak menuturkan
pengalaman buruknya, Selasa (8/5/2012).
Kaki istrinya mengalami
luka-luka karena terjatuh dari motor itu. Nah, yang membuat Ade naik
pitam, sang istri polisi itu tidak berhenti melihat dia dan istrinya
jatuh dari motor. Padahal jelas-jelas, sang istri polisi itu yang
mengambil jalur.
"Bapak langsung mengajak ibu naik motor lagi, dan mengejar mobil itu," terang Sutiasih.
Setelah bergegas, mobil itu pun kena dikejar. Tapi saat diminta menepi, sang istri polisi itu malah mengacungkan jari tengah.
"Bapak makin marah waktu ibu itu malah ngacungin jari tengahnya," tutur Sutiasih.
Dia,
sebenarnya sudah meminta suaminya yang bekerja wiraswasta itu untuk
tidak emosi. Kondisi dia pun hanya luka ringan di bagian kaki. Tapi
suaminya ngotot, karena kesal dengan sikap istri polisi itu yang malah
tancap gas tidak meminta maaf bahkan menghentikan mobilnya.
"Mobil
itu langsung dipepet dan diminta berhenti. Begitu turun dari motor
bapak langsung nyamperin mobil itu. Tapi bapak malah ditarik jaketnya,
bapak nepis tangan ibu itu, kemudian menampar si ibu. Tapi itu benar
tidak sengaja karena emosi. Terus orang-orang datang misahin," terang
Sutiasih yang tak berhenti menangis memikirkan nasib suaminya.
Atas
saran orang-orang di sekitar, akhirnya dia dan suaminya pergi. Namun di
perjalanan, tiba-tiba dua orang berpakaian preman datang dan
menghentikan kendaraannya. Kedua orang itu mengaku polisi. Sutiasih dan
suaminya diminta ikut ke Polsek Salabintana.
"Kita ikut saja,
katanya mau ada yang mau diselesaikan. Tahunya, si ibu itu istrinya
polisi. Terus kita ditemuin sama Kapolsek, enggak lama kita dibawa ke
Polres Sukabumi," jelasnya.
Di Polsek, dia bersama suaminya
dipersalahkan atas dugaan penganiayaan. Polisi sama sekali tidak
menyinggung soal kecelakaan lalu lintas yang menimpa dia dan suaminya.
Tidak lama, Minggu malam itu dia dibawa ke Mapolres Sukabumi.
"Semalaman didiamkan, enggak diperiksa apa-apa. Ibu sama bapak tidur di kursi, nginep di kantor polisi," imbuhnya.
Kemudian, pada Senin (23/4) siang, suaminya diperiksa. Akhirnya pada sore hari disebut suaminya resmi ditahan.
"Ibu sampai pingsan di kantor polisi, salah apa ibu sama bapak. Ibu terus pulang salat minta tolong sama Allah," jelasnya.
Ade
resmi ditahan atas dugaan penganiayaan. Sutiasih mengaku tidak tahu
soal itu. Saat diperiksa pun dia hanya tanda tangan saja. Hanya saja,
seorang penyidik menyuruhnya meminta maaf kepada pimpinan Polsek
Salabintana.
"Kalau dimaafkan, suami saya bisa bebas," tutur Sutiasih sedih.
Sayangnya,
detikcom yang mencoba melakukan konfirmasi kepada Polsek Salabintana
tidak mengangkat telepon. SMS yang dikirimkan pun tidak berbalas.
Kapolres
Sukabumi AKPB W Urif Laksana yang pada Senin (7/5) sempat dikonfirmasi
detikcom mengaku tidak tahu soal kasus itu. "Nanti saya cek dulu,"
imbuhnya.
Sedang pada pagi ini, saat dikonfirmasi, Urif tidak mengangkat teleponnya.
Sedang
seorang penyidik yang dikonfirmasi detikcom, namun meminta namanya
tidak disebut menyebut. Ade dijerat pasal 351 KUHP. Alasan penahanan
karena rumah Ade yang jauh dari Polres dan takut melarikan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar