Jumat, 21 Maret 2014

Menhan Soal 'Usman-Harun' di Forum JIDD: Kita Minta TNI AL Menyelidiki

Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meminta TNI AL mengecek siapa yang mengenakan baju 'Usman-Harun' di Jakarta International Defence Dialog (JIDD/Dialog Pertahanan Internasional Jakarta). Singapura, juga masih ada delegasinya di forum JIDD pasca insiden itu.

"Iya ini kita minta AL cek siapa itu," kata Menhan ketika ditanya bahwa pemeran 'Usman-Harun' bukan dari Marinir atau TNI.

Hal itu dikatakan Menhan di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, usai menghadiri acara pelantikan hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (21/3/2014). Pihaknya sedang menelusuri pula mengapa insiden yang disebutnya tidak pantas itu bisa terjadi.

"Kita telusuri dari kenapa bisa terjadi dan siapa itu. Kita sudah minta spesifik AL siapa itu untuk menyelidiki, investigasi, yang jelas ini tidak approriate," tegas dia.

Mengenai penarikan delegasi Singapura di Forum Pertahanan itu, Menhan tidak sepenuhnya membenarkan. 
"Enggak, saya dapat laporan dari Pak Didit (Asisten Operasi KSAL Laksda Didit Herdiawan), masih ada delegasi Singapura dari Aspam mereka kalau nggak salah," tutur Menhan. 

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Luar Negeri Singapura menyampaikan kekecewaan pada pemerintah Republik Indonesia. Mereka menilai aksi ala Usman dan Harun di Forum Internasional Pertahanan di Jakarta pada Rabu (19/3) sebagai tindakan yang tak pantas.

"Kami kecewa atas insiden di pameran Jakarta International Defence Dialogue (JIDD)," jelas juru bicara kementerian luar negeri Singapura seperti dikutip The Straits Times

"Atas kejadian itu, delegasi Singapura di JIDD mundur dari forum dan kembali ke Singapura," tambah Kemlu Singapura.

Media Singapura itu juga menyebutkan bahwa dalam acara itu dua orang berpakaian bebas memerankan aksi seolah tengah melakukan pemboman di MacDonald House pada 1965.

Namun menurut Kemenhan RI, dua orang itu memakai seragam Marinir tahun 1960-an dengan badge nama Usman dan Harun. Keduanya berjaga di stand TNI AL dan berpose dengan pengunjung.

Usman dan Harun, dua prajurit KKO, pada 1968 dihukum mati Singapura atas pemboman di MacDonald House. Pemboman itu menyebabkan 3 warga Singapura tewas dan melukai 33 yang lainnya. Nama keduanya diabadikan sebagai nama kapal Republik Indonesia (KRI) TNI AL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar