Jumat, 21 Maret 2014

Menhan Soal 'Usman-Harun' di Forum JIDD: Kita Minta TNI AL Menyelidiki

Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meminta TNI AL mengecek siapa yang mengenakan baju 'Usman-Harun' di Jakarta International Defence Dialog (JIDD/Dialog Pertahanan Internasional Jakarta). Singapura, juga masih ada delegasinya di forum JIDD pasca insiden itu.

"Iya ini kita minta AL cek siapa itu," kata Menhan ketika ditanya bahwa pemeran 'Usman-Harun' bukan dari Marinir atau TNI.

Hal itu dikatakan Menhan di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, usai menghadiri acara pelantikan hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (21/3/2014). Pihaknya sedang menelusuri pula mengapa insiden yang disebutnya tidak pantas itu bisa terjadi.

"Kita telusuri dari kenapa bisa terjadi dan siapa itu. Kita sudah minta spesifik AL siapa itu untuk menyelidiki, investigasi, yang jelas ini tidak approriate," tegas dia.

Mengenai penarikan delegasi Singapura di Forum Pertahanan itu, Menhan tidak sepenuhnya membenarkan. 
"Enggak, saya dapat laporan dari Pak Didit (Asisten Operasi KSAL Laksda Didit Herdiawan), masih ada delegasi Singapura dari Aspam mereka kalau nggak salah," tutur Menhan. 

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Luar Negeri Singapura menyampaikan kekecewaan pada pemerintah Republik Indonesia. Mereka menilai aksi ala Usman dan Harun di Forum Internasional Pertahanan di Jakarta pada Rabu (19/3) sebagai tindakan yang tak pantas.

"Kami kecewa atas insiden di pameran Jakarta International Defence Dialogue (JIDD)," jelas juru bicara kementerian luar negeri Singapura seperti dikutip The Straits Times

"Atas kejadian itu, delegasi Singapura di JIDD mundur dari forum dan kembali ke Singapura," tambah Kemlu Singapura.

Media Singapura itu juga menyebutkan bahwa dalam acara itu dua orang berpakaian bebas memerankan aksi seolah tengah melakukan pemboman di MacDonald House pada 1965.

Namun menurut Kemenhan RI, dua orang itu memakai seragam Marinir tahun 1960-an dengan badge nama Usman dan Harun. Keduanya berjaga di stand TNI AL dan berpose dengan pengunjung.

Usman dan Harun, dua prajurit KKO, pada 1968 dihukum mati Singapura atas pemboman di MacDonald House. Pemboman itu menyebabkan 3 warga Singapura tewas dan melukai 33 yang lainnya. Nama keduanya diabadikan sebagai nama kapal Republik Indonesia (KRI) TNI AL

Suvenir iPod Pernikahan Anak Sekretaris MA, Pejabat Jangan Terlalu Royal

Ahmad Toriq - detikNews

Jakarta - Pernikahan megah dan mewah anak Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi di Megamendung Bogor dan Hotel Mulia, Senayan, terus menjadi buah bibir masyarakat. Menurut anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat, sebagai pejabat negara Nurhadi seharusnya jangan terlalu royal.

"Ini yang menimbulkan tanda tanya dan seharusnya ke depan tidak perlu pejabat-pejabat negara terlalu royal memberikan suvenir kepada para tamu. Ini adalah pelajaran yang berharga bagi kita semua," kata Martin saat berbincang dengan detikcom, Jumat (20/3/2014).

Kepada para hakim agung, Nurhadi menjelaskan, sebanyak 2.500 unit iPod untuk suvenir kawinan dibeli oleh menantunya langsung dari Amerika Serikat pada Juli 2013 lalu. Gadget keluaran Apple ini diimpor lewat jalur Singapura, sebelum akhirnya berlabuh ke Surabaya. iPod ini lalu dibagi-bagikan sebagai cinderamata pesta pernikahan di Hotel Mulia akhir pekan lalu. 

"Apakah pantas seorang pejabat memberikan souvenir seharga itu? Ini soal kepantasan saja. Apakah perlu diberikan souvenir semahal itu kepada undangan yang hadir?" ujar anggota Komisi III itu.

Dalam sebuah kesempatan, Nurhadi menyatakan kekayaannya dari bisnis usaha walet. Nurhadi sendiri bersama istrinya, Tin Zuraida, sama-sama PNS di MA yang meniti karier sejak akhir 80-an.

"Kalau ini dibiarkan menjadi berita liar, itu merusak citra penegakan hukum," pungkas politikus Partai Gerindra itu.

Koalisi Antikorupsi Minta Nurhadi Dicopot karena Jatuhkan Martabat MA

Rina Atriana - detikNews

Jakarta - Indonesian Legal Roundtabel (ILR) akan melaporkan Nurhadi ke pimpinan Mahkamah Agung (MA) awal pekan depan. Nurhadi selaku Sekretaris MA dianggap telah menjatuhkan martabat lembaga peradilan tertinggi di Indonesia itu. 

"Dia telah menjatuhkan martabat MA sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Sekretaris MA Nomor 008-A/SEDL/SK/I/2012 tentang Aturan Perilaku Pegawai MA tertanggal 6 Januari 2012," kata peneliti ILR Erwin Natosmal Oemar, dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Jumat (21/3/2014).

Menurut Erwin, ILR akan mendatangi MA Senin (24/3) mendatang. ILR tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi yang terdiri dari ICW, YLBHI dan LBH Pers Padang. ILR meminta MA mencopot pejabat eselon I yang diangkat sejak 3 tahun lalu itu. 

"Tindakan Nurhadi yang menikahkan putrinya secara bermewah-mewahan telah bertentangan dengan kewajiban pegawai MA untuk menjaga nama baik korps pegawai dan institusi MA. Kami minta dia dicopot sebagai Sekretarias MA," ujar Erwin. 

Tak hanya ke MA, ILR juga berencana akan menyambangi KPK. Hal itu terkait hajatan besar pesta pernikahan anaknya di Megamendung, Bogor dan di Hotel Mulia, Senayan.

"Mendesak kemungkinan adanya gratifikasi yang diterima Nurhadi dari pihak-pihak yang berperkara di MA, dalam perhelatan supermewah putrinya itu," tuturnya. 

Wartawan terus mencoba mengklarifikasi hal tersebut ke Nurhadi. Namun sejak pernikahan anaknya, Nurhadi tidak bisa ditemui di kantornya. Adapun Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur menyatakan hal tersebut merupakan masalah pribadi Nurhadi.

Kamis, 20 Maret 2014

Pernikahan Megah dan Mewah Anak Sekretaris MA, Eks Hakim Konstitusi: Wajar

Rivki - detikNews

Jakarta - Mantan hakim konstitusi, Arsyad Sanusi, menilai wajar suvenir iPod dalam pernikahan anak Sekertaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi. Menurut Arsyad, pernikahan mewah yang digelar Nurhadi merupakan hal yang lumrah.

"Nurhadi itu punya anak satu-satunya, ya wajar merayakan pernikahannya seperti itu. Jadi tidak masalah," ujar Arsyad di seminar Ikatan Hakim Indonesia, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Arsyad juga menganggap pemberian suvenir iPod kepada tamu pernikahan yang mayoritas hakim dan pejabat negara tidak menyalahi aturan. Menurutnya pemberian suvenir adalah budaya bangsa.

"Menurut saya itu tidak termasuk gratifikasi. Hal semacam itu seperti budaya, seperti gotong royong itu kan budaya bangsa," ucapnya.

"Tapi kan itu menimbulkan pandangan negatif bagi masyarakat pak?" tanya wartawan.

"Secara aturan itukan bukan gratifkasi dilihat dari nilai barangnya," jawab Arsyad.

Arsyad saat menjadi hakim konstitusi diterpa kasus pemalsuan surat MK namun tidak terbukti secara hukum keterlibatannya. Arsyad sendiri mengundurkan diri dari kursi hakim konstitusi di saat pusaran kasus itu tengah memanas.

Rabu, 19 Maret 2014

Sikapi Souvenir iPod dari Nurhadi, MA Gelar Rapat Tertutup

VIVAnews - Ikatan Hakim Indonesia (Ikahi) cabang Mahkamah Agung menggelar rapat menyikapi pemberian souvenir iPod dari Sekretaris MA Nurhadi, Rabu, 19 Maret 2014. 

"Hasil dari rapat tertutup itu akan diumumkan pukul 14.30 WIB," kata Ketua Ikahi cabang MA Gayus Lumbuun. 

Pada Sabtu 15 Maret 2014, Nurhadi menikahkan anaknya Rizki Aulia Rahmi dengan Rizki Wibowo dengan mewah di Hotel Mulia, Senayan. Ada 2.500 undangan yang hadir dan masing-masing mendapat iPod Shuffle. Di pasaran, harga iPod ini sekitar Rp700 ribu per unit.

Sebelumnya, Gayus mengaku sudah bertemu Nurhadi Senin lalu. Dalam pertemuan itu, Nurhadi menjelaskan, prosesi pernikahan anaknya itu berlangsung dua kali. Pertama, pada Jumat 14 Maret 2014 yang dilangsungkan di Megamendung, Puncak atas biaya Nurhadi.

Sementara itu, resepsi pernikahan di Hotel Mulia, Jakarta pada Sabtu lalu atas biaya besannya. "Termasuk souvenir iPod itu," kata dia.

Menurut Nurhadi kepadanya, suvenir iPod itu dibeli oleh menantunya hampir satu tahun yang lalu dengan harga Rp500 ribu per buah, belum lagi adanya diskon karena membeli dalam jumlah banyak. "Ini dibuktikan dengan kuitansi, melihat fakta tersebut saya mengambil sikap untuk menolak imbauan," kata dia.

Aturan bersama MA dan Komisi Yudisial mengatur bahwa hakim agung hanya boleh menerima souvenir dengan nilai maksimal Rp500 ribu. KY pun mengimbau hakim agung dan komisioner KY mengambalikan souvenir tersebut. Imbauan serupa disampaikan KPK. (umi)

Disemprit Bawaslu, Partai NasDem Batal Bagikan Doorprize di Semarang

Angling Adhitya Purbaya - detikNews

Semarang - Badan pengawas pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Tengah menyemprit kampanye Partai NasDem di Lapangan Pancasila Semarang. Peringatan Bawaslu itu terkait rencana pemberian doorprize dua TV LED dan dua sepeda motor untuk kader-kader NasDem.

Peringatan tersebut dilontarkan oleh Staf Sekretariat Bawaslu Jateng, Wulan, kepada panitia sebelum acara pembagian doorprize itu berlangsung. Mendapat teguran dari Bawaslu, panitia kemudian menghapus pembagian doorprize dari rundown acara.

Ketua Bidang Pengawasan dan Humas Bawaslu Provinsi Jateng Teguh Purnomo mengatakan pihaknya melakukan upaya preventif karena pembagian doorprize tersebut masuk dalam politik uang.

"Upaya preventif kita lakukan. Kita bilang ke panitia dan ternyata pihak panitia menanggapi dan merespon dengan baik. Kalau sudah terlanjur, nanti malah merepotkan banyak pihak," kata Teguh saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (18/3/2014).

Menurut Teguh, pemberian dooprize dalam kampanye termasuk melanggar pasal 301 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan sanksi pidana.

"Ada partai yang sudah menanyakan terlebih dahulu tentang itu seperti PDIP dan Partai Demokrat karena akan menyiapkan," tandasnya.

Kampanye terbuka Partai NasDem digelar di lapangan Pancasila dan dihadiri ribuan kader. Ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh memberikan orasi politiknya dalam kampanye tersebut. Artis ibu kota seperti Kristina dan band Radja turut memeriahkan kampanye sehingga menarik animo masyarakat.

Soal Suvenir iPod, Hakim Pengadilan Tipikor: Sama Seperti Gantungan Kunci

Rivki - detikNews

Jakarta - Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Waka PN Jakpus) Suwidya, mengaku hadir di pernikahan anak Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi. Tetapi Suwidya mengaku urusan suvenir iPod di pernikahan itu bukanlah hal yang perlu diperdebatkan.

"iPod hanya suvenir biasa, sama dengan gantungan kunci atau yang lain," kata Suwidya, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (18/3/2014).

Menurut Suwidya masalah tersebut tidak krusial. Dia menilai yang terpenting adalah mengadiri pernikahan karena itu merupakan norma kebudayaan.

"Bagi saya harganya tidak penting. Menghadiri undangan itu adalah salah satu perintah agama," tutur hakim yang juga bertugas di Pengadilan Tipikor Jakarta itu

Suwidya juga tidak mau ambil pusing terkait dana pernikahan tersebut.

"Saya no comment karena enggak tahu dan enggak punya wewenang. Agama saya melarang mengurus itu karena membuat hati tidak sejuk dan tenteram," ucapnya.

Di sisi lain, Komisi Yudisial (KY) meminta para pejabat negara, hakim dan hakim agung yang menerima iPod mengembalikan ke KPK. Jika tidak, para penerima bisa dikenai hukuman menerima suap.

"Graitifikasi itu si pemberi tidak melanggar hukum (bukan suap). Tapi kalau si penerima bisa melanggar hukum kalau tidak lapor KPK," kata komisioner KY, Taufiqurrohman Syahuri.

Komisioner KY Resmi Laporkan iPod Suvenir Pernikahan ke KPK

Rina Atriana - detikNews

Jakarta - Komisioner KY Taufiqurrohman Syahuri ikut hadir di resepsi pernikahan putri sekretaris MA Nurhadi. Ia pun mendapat suvenir berupa iPod seharga Rp 700 ribu. Kini, Taufiq telah melaporkan iPod tersebut ke KPK.

"Saya kemarin sore sudah lapor ke KPK melalui staf," kata Taufiq, saat dihubungi detikcom, Rabu (19/3/2014).

Taufiq menjelaskan, laporan tersebut atas dasar dugaan adanya gratifikasi jika ia menerima pemberian lebih dari Rp 500 ribu. Namun, KPK tak lantas mengambil iPod tersebut.

"Tapi iPodnya disuruh disimpan saya dulu sambil nunggu keputusan KPK apakah iPod itu untuk negara atau saya," ujarnya.

Pesta megah bertabur bunga itu digelar di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/3) malam lalu. Hadir sekitar 2500 undangan yang terdiri dari Wakil Presiden, para hakim agung, dan pejabat negara lainnya.

Ada Pesawat Terbang Rendah di Maladewa 8 Maret, Apakah Itu MH370?

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Maladewa - Penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 masih terus masih menjadi teka-teki. Warga dunia juga ikut membantu dengan terus memberikan informasi terkait hilangnya pesawat itu. Di mana pesawat itu berada?

Kali ini seorang warga Meladewa mengaku melihat sebuah pesawat besar sedang terbang sangat rendah hingga melintasi langit rumah penduduk pada pagi hari tanggal 8 Maret 2014. Tanggal tersebut merupakan tanggal hilangnya pesawat MAS MH370.

Seperti diberitakan Straits Times, Selasa (18/3/2014), penduduk yang tinggal di wilayah Kuda Huvadhoo itu menggambarkan pesawat yang terbang rendah pada pukul 6.15 pagi waktu setempat dengan badan pesawat berwarna putih dengan strip merah.

Perlu diketahui, warna yang digambarkan saksi itu mirip dengan warna pesawat MAS yang sering digunakan oleh maskapai tersebut, termasuk juga warna yang digunakan oleh jenis pesawat boeing 777 untuk MH370.

Beberapa saksi mata lain juga melihat pesawat yang mirip MH370 itu terbang dari arah selatan ke wilayah timur bernama Addu yang juga merupakan ujung Maladewa. Para saksi mengatakan suara pesawat itu sangat bising ketika terbang rendah.

Hingga kini belum ada informasi resmi dari MAS ata

KPK Imbau Pejabat Publik Jangan Pamer Kekayaan

Fajar Pratama - detikNews

Jakarta - Di tengah masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia, ada pejabat yang menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah. KPK mengimbau kepada pejabat untuk bersikap sederhana dan tidak mempertontonkan kekayaan.

"Kita imbau pejabat hidup sederhana karena masih ada yang kekurangan, jangan pertontonkan kekayaan," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Adalah Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi yang tengah menjadi sorotan. Dia menggelar resepsi mewah untuk anaknya di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/3) lalu.

"Saudara-saudara kita kan masih banyak yang miskin," sebutnya.

Nurhadi masih belum melengkapi LHKPN. Pernah sekali melaporkan, namun kelengkapan berkas yang masih kurang tak kunjung dilengkapi hingga kini.

"Biasanya kalau nggak lapor, maka atasannya dikasih tahu orang ini tidak lapor, tidak patuh. Sanksi kemudian ada di pimpinan. Kalau tidak salah di MA, itu menjadi bagian syarat naik jabatan," ujar Johan.

(fjp/vid) 

Selasa, 18 Maret 2014

Bagikan iPod, Sekretaris MA Dilirik

Jpnn
JAKARTA - Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi mungkin tidak menyangka bahwa bagi-bagi iPod kepada para undangan di acara pernikahan putrinya di Hotel Mulia Senayan Sabtu (15/3) kemarin akan dianggap sebagai gratifikasi. Pasalnya, nilai iPod Shuffle 2 GB yang dibagikan kepada sekitar 2.500 undangan tersebut ditaksir seharga Rp 700 ribu per unitnya. Nilai tersebut sudah memenuhi syarat gratifikasi berdasarkan peraturan bersama MA dengan Komisi Yudisial (KY), yaitu minimal Rp 500 ribu.
Komisioner KY Bidang Hubungan Antar Lembaga Imam Anshori Saleh menegaskan bahwa para tamu undangan terutama yang merupakan anggota hakim dan unsur pejabat negara lainnya wajib mengembalikan souvenir tersebut kepada pihak penyelenggara hajatan. Atau jika mereka sungkan, sovenir tersebut dapat diserahkan langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurutnya, pemberian suvenir yang nilainya ditaksir Rp 700 ribu tersebut sudah terlampau wajar dan berlebihan. "Nilainya sudah di atas Rp 500 ribu. Kalau yang menerima itu adalah hakim dan pejabat negara bisa dianggap sebagai gratifikasi. Demikian di dalam sumpah jabatan pejabat negara atau hakim tidak boleh menerima sesuatu dari siapapun," kata Imam saat dihubungi Jawa Pos kemarin (17/3).
Imam mengatakan bahwa berdasarkan kode etik hakim, tidak seharusnya seorang hakim menerima pemberian dari orang lain yang hukumnya masih abu-abu. "Jika ragu-ragu, ya lekas dikembalikan saja," ujar Imam.
Dia juga menuturkan bahwa sebagai pejabat di lingkungan MA, Nurhadi tidak mencerminkan sikap sederhana dalam menyelenggarakan pesta pernihakan putrinya Rizki Aulia Rahmi dengan mempelai pria Rizki Wibowo. "Walaupun itu sudah hak dia, tapi seharusnya tetap jangan berlebihan. Berapa uang untuk menyewa ruangan hotel itu untuk acara pernikahan," tuturnya.
Kendati demikian, Imam menjelaskan bahwa pihaknya tidak berwenang mengusut perbuatan Nurhadi dengan kode etik lantaran yang bersangkutan bukanlah seorang hakim atau hakim agung, melainkan pejabat nonhakim. "Domain KY hanya para hakim dan hakim agung," terangnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Hukum Indonesia Coruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan bahwa KPK harus menelusuri soal indikasi dugaan gratifikasi melalui bagi-bagi suvenir dan juga mendesak semua hakim yang menerimanya untuk segera mengembalikan kepada pihak Nurhadi. "Mereka yang menerima harus mengembalikan, kalau tidak, dianggap gratifikasi," ujarnya.
    
Selain itu, Emerson juga mengatakan bahwa tindakan salah satu pejabat di MA tersebut telah mencoreng wibawa lembaga peradilan tertinggi tersebut. "Yang tercoreng adalah satu institusi bukan Nurhadi saja tapi semua hakim MA," ucap dia.
    
Terpisah, Jubir KPK Johan Budi S.P juga menyarankan hal yang sama. Menurutnya, penyelenggara negara yang hadir dalam resepsi itu perlu untuk melaporkan apa yang didapatnya. Apalagi, jelas bahwa UU antikorupsi sudah mengatur kalau pemberian dalam bentuk apapun untuk penyelenggara negara adalah gratifikasi.
    
"Sesuai dengan ketentuan UU, memang harus dilaporkan ke KPK," katanya. Setelah disampaikan pada komisi antirasuah, tim akan menelaah apakah pemberian itu boleh disimpan atau disita untuk negara. Kalau memang dinilai tidak ada kepentingan, maka bisa saja barang itu dikembalikan kepada penerima. (dod/dim)

Gaya Hidup Mewah Sekertaris MA Harus Dicurigai

RIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Peneliti Indonesia Budget Center (IBC), Apung Widadi menganggap gaya hidup mewah Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi, yang di pernikahan putrinya dibagikan Ipod Shuffle, sudah semestinya dicurigai.
Apung saat dihubungi TRIBUNnews.com, Senin (17/3/2014), mengatakan bahwa menilai gaji Nurhadi di MA, ia tidak percaya Sekertaris MA itu mampu mendanai pernikahan putrinya, Rizki Aulia Rahma dengan Rizky Wibowo, di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Sabtu lalu (15/3/2014).
Seperti yang diberitakan TRIBUNnews.com, di pernikahan itu setidaknya hadir 2.500 undangan, dan semuanya dibagikan Ipod seharga sekitar Rp 700 ribu.
"Apakah gaji sekretaris MA itu cukup untuk membiayai pernikahan megah itu? Atau besannya yang kaya? Saya khawatir ada potensi kekayaannya tidak wajar," katanya.
Nurhadi menurutnya juga telah melanggar etika pejabat negara, dengan menampilkan hidup bermewah-mewahan. Kata Apung hal itu bisa merusak citra MA, yang beberapa kali diterpa isu suap.
Menurut Apung, dengan pernikahan mewah putri Nurhadi Sabtu lalu, sudah seharusnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memulai menelusuri kekayaan Nurhadi.
Pada Oktober 2012, Nurhadi sempat ramai diberitakan soal meja kerjanya yang seharga sekitar Rp 1 miliar. Namun menurut juru bicara MA saat itu, Djoko Sarwoko, Nurhadi membeli meja itu dari hasil usaha sarang burung Waletnya.
Seperti yang diberitakan TRIBUNnews.com sebelumnya, di pernikahan putri Nurhadi itu setiap tamu diwajibkan membawa undangan yang dibubuhi barcode, yang dapat ditukarkan dengan perangkat elektronik berlabel Apple itu.

Suvenir Resepsi Berupa Ipod di Pernikahan Anak Sekertaris MA Bisa Masuk Kategori Gratifikasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Ketua Bidang Hukum Indonesia Coruption Watch (ICW) Emerson Yuntho, menilai penyelenggara negara yang hadir di pernikahan putri sekertaris Mahkamah Agung(MA), Nurhadi, harus mengembalikan suvenir dari acara pernikahan tersebut.
Diketahui, resepsi pernikahan tersebut dihelat di Hotel Mulia, Sabtu lalu (15/3/2014). Para undangan disebutkan menerima Ipod Shufflesebagai suvenir acara pernikahan.
Emerson kepada wartawan di kantor ICW, Jakarta Selatan, Senin (17/3/2014), mengatakan bahwa Ipod senilai sekitar Rp 700 ribu itu, bisa dianggap sebagai gratifikasi, dan penyelenggara negara dilarang menerima hal itu.
"Ipod itu harus dikembalikan ke Nurhadi, atau dikembalikan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," katanya.
Emerson menduga sebagai sekertaris MA, tamu undangan di pernikahan putrinya, Risqi Aulia Rahmi SH MKN dan Rezky Herdiyono, turut mengundang sejumlah pejabat MA, termasuk Hakim Agung dan Panitera.
Pada Oktober 2012, Nurhadi pernah ramai dibicarakan, karena meja kerjanya di MA yang seharga sekitar Rp 1 Miliar.
Namun juru bicara MA saat itu, Djoko Sarwoko mengatakan Nurhadimembeli meja itu dari kocek pribadinya, dan Nurhadi mampu melakukan hal itu karena memang ia memiliki usaha sarang burung Walet.
Kini Nurhadi kembali diterpa kabar miring terkait pernikahan mewah sang putra. Nurhadi kata dia cukup mencurigakan, karena gaya hidupnya yang super mewah, dan sebagai pejabat eselon II ia belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
"MA sekarang kan butuh pencitraan, kalau pejabatnya menampilkan gaya hidup mewah, yang rusak itu citra institusi," ujarnya.
Seperti yang diberitakan TRIBUNnews.com sebelumnya, di pernikahan putra Nurhadi itu setiap tamu diwajibkan membawa undangan yang dibubuhi barcode, yang dapat ditukarkan dengan perangkat elektronik berlabel Apple itu.
Di resepsi tersebut diketahui hadir 2.500 orang undangan. Tamu yang datang antara lain bos Media Nusantara Citra (MNC) Group sekaligus calon Wakil Presiden dari Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo.

Ipod Dari Nurhadi Harus Diserahkan Ke KPK

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --  Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Apung Widadi, menilai tidak seharusnya pejabat publik ataupun penyelenggara publik yang datang ke pernikahan putra sekertaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi, menerima suvenir pernikahan berupa Ipod Shuffle.
Saat dihubungi TRIBUNnews.com, Senin (17/3/2014), Apung mengatakan bahwa Ipod senilai sekitar Rp 700 ribu itu, bisa disebut sebagai gratifikasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penyelenggara negara maupun pejabat negara yang hadir, tidak menerima Ipod tersebut.
"Kalau sudah terlanjut menerima, seharusnya diserahkan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," kayanya.
Sebagai sekertaris MA, tamu undangan di pernikahan putrinya, Rizky Aulia dengan Rizki Aulia Rahma itu dihadiri sejumlah pejabat MA, termasuk Hakim Agung dan Panitera.
Pada Oktober 2012, Nurhadi pernah ramai dibicarakan, karena meja kerjanya di MA yang seharga sekitar Rp 1 Miliar. Namun juru bicara MA saat itu, Djoko Sarwoko mengatakan Nurhadi membeli meja itu dari kocek pribadinya, dan Nurhadi mampu melakukan hal itu karena memang ia memiliki usaha sarang burung walet. Kini Nurhadi kembali diterpa dengan pernikahan mewah putranya.
"Secara norma sekretaris MA itu telah melanggar etika publik, hidup bermewah-mewahan," ujarnya.
Seperti yang diberitakan TRIBUNnews.com sebelumnya, di pernikahan putra Nurhadi itu setiap tamu diwajibkan membawa undangan yang dibubuhi barcode, yang dapat ditukarkan dengan perangkat elektronik berlabel Apple itu.
Di resepsi tersebut diketahui hadir 2.500 orang undangan. Tamu yang datang antara lain bos Media Nusantara Citra (MNC) Group sekaligus calon Wakil Presiden dari Partai Gerindra, Hary Tanoesoedibjo.

cttn : Hary Tanoesoedibyo kayaknya bukan dari Gerindra tapi dari Hanura (admin).

Undangan Nikah Anak Petinggi MA Discan, Lalu Tamu Diberi Souvenir iPod

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pesta pernikahan supermewah digelar Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi untuk anaknya Risqi Aulia Rahmi SH MKN dengan Rezky Herdiyono.
Sabtu (15/3/2014) malam sekitar pukul 20.00 WIB Tribunnews hadir ke Ballroom Lantai Dasar Hotel Mulia. Mobil-mobil tampak lalu lalang keluar masuk hotel yang terletak di Senayan tersebut.
Polisi tampak sibuk mengatur mobil yang akan masuk lewat gerbang Hotel Mulia yang berada di Jalan Gelora. Dua orang polisi lalu lintas dibantu satpam mengatur kendaraan yang masuk ke dalam hotel.
Memasuki area parkir hotel bagian belakang, terlihat mobil-mobil mewah terparkir termasuk mobil-mobil pejabat dengan nomor polisi RI 7 yang dijaga polisi lalu lintas.
Puluhan karangan Bunga Ucapan selamat Menempuh Hidup Baru dan Happy Wedding Aulia-Rezky pun berderet rapi dari pintu belakang hingga depan Ball Room.
Ucapan datang dari berbagai Pejabat Negara seperti Gubernur, Kapolres, Kapolda Metro Jaya, Kapolri,  bahkan Menteri. Selain itu, sejumlah kantor pengacara pun juga terpampang memberikan ucapan selamat termasuk hakim MA Gayus Lumbuun.
Saat Tribunnews tiba di pintu Ball Room Hotel Mulia, petugas langsung menanyakan undangan. Tak ada  undangan tak boleh masuk. Apalagi, para tamu undangan yang datang juga diberi kartu masuk khusus.
Para tamu yang membawa undangan, langsung discan barcode undangannya. Sebagai gantinya, para undangan diberi souvenir yang dibungkus kotak cokelat  berukuran 10 x 20 centi meter.
Sumber Tribunnews menerangkan, kotak souvenir yang diikat pita coklat berisi iPod shuffle. Di pasaran, harga alat pemutar musik produk Apple tersebut Rp 700 ribuan.
Para undangan saat pulang terlihat menenteng souvenir tersebut.
Harus menunggu cukup lama undangan yang akan pulang mengingat begitu banyaknya mobil pribadi di depan Ball Room yang akan menjemput dan mengantarkan undangan.
Sebuah mobil pengatin berwarna hijau tua bergaya klasik terparkir di depan Ball Room. Di depan Ball Room sendiri terlihat ucapan selamat dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, Menteri Kehutana Zulkifli Hasan dan lainnya.

Gelar Resepsi Mewah, Sekretaris MA Nurhadi Belum Lengkapi Laporan Kekayaan

Rina Atriana - detikNews

Jakarta - Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi baru saja menggelar resepsi pernikahan mewah di Hotel Mulia, Senayan dan Mega Mendung Bogor akhir pekan kemarin. Untuk suvenir saja, Nurhadi berani menganggarkan biaya sekitar Rp 1,75 miliar.

Namun, sebagai penyelenggara negara Nurhadi diketahui belum melengkapi berkas laporan harta kekayaannya ke KPK. Berkas tersebut tak kunjung lengkap sejak ia melaporkannya pertama kali November 2012 silam.

"Belum terbit karena masih diproses LHKPNnya, menunggu kelengkapan," kata Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A Rachim, melalui pesan singkat yang diterima detikcom, Senin (17/3/2014).

Peneliti Indonesian Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar menyatakan, setelah menjabat selama 3 tahun sejak 2011, Nurhadi seharusnya sudah melengkapi laporan kekayaannya. Jika tidak maka patut dipertanyakan alasannya.

"Patut dicurigai yang bersangkutan memang sengaja menyamarkan kekayaannya. Apalagi pelaporan LHKPN nya tahun 2012 karena desakan publik," ujar Erwin.

Hakim Agung Gayus Lumbuun sebelumnya mengatakan Nurhadi menjelaskan soal perkawinan mewah anaknya. Kepada Gayus, Nurhadi menjelaskan bahwa perkawinan dibagi dalam dua sesi. 

Untuk sesi pertama digelar ijab kabul di vila pribadi Nurhadi di Mega Mendung dengan pembiayaan ditanggung pihak Nurhadi. Adapun sesi kedua berupa resepsi di Hotel Mulia, Senayan, ditanggung oleh menantunya.

Hingga berita ini diturunkan, detikcom terus berusaha mengkonfirmasi perkawinan megah ini ke yang bersangkutan. Wartawan telah berusaha mengkonfirmasi ke Nurhadi di kantornya tapi pihak Humas MA belum memberikan jawaban.

Senin, 17 Maret 2014

KPK Imbau Pejabat Negara Laporkan iPod Suvenir Pernikahan Anak Sekjen MA

Fajar Pratama - detikNews

Jakarta - Perkawinan Rizki Aulia Rahmi-Rizki Wibowo, anak Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi ,tengah menjadi sorotan. KPK mengimbau kepada setiap pejabat negara untuk mengembalikan iPod shuffle 2 GB seharga Rp 700 ribuan yang menjadi bingkisan untuk para tamu di acara itu.

"Setiap penerimaan hadiah dalam bentuk apa pun khusus bagi penyelenggara negara (pegawai negeri), sesuai dengan ketentuan UU No 31/1999 jo UU No 20/2001 dan mengacu pada UU No 30/2002, memang harus dilaporkan ke KPK," ujar jubir KPK Johan Budi di Jakarta, Senin (17/3/2014).

iPod itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak suvenir cantik memanjang warna cokelat jati. Lalu kotak itu diikat dengan pita warna cokelat muda. Pemutar musik besutan Apple itu hanya dibagikan kepada tamu undangan yang memegang e-card khusus.

Perhelatan ini digelar sangat megah di Hotel Mulia, Sabtu (15/3) malam. Pengusaha, hakim agung, hakim, menteri, hingga politikus menghadiri perkawinan tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, detikcom terus berusaha mengkonfirmasi perkawinan megah ini ke yang bersangkutan. Wartawan telah berusaha mengkonfirmasi ke Nurhadi di kantornya tapi pihak Humas MA belum memberikan jawaban.

Sedangkan, eks Ketua MA Harifin Tumpa membenarkan adanya pemberian iPod tersebut. Tetapi Harifin tidak tahu apa fungsi dan harga dari benda berbentuk kotak itu.

Gelar Perkawinan Megah, Sekjen MA Harusnya Memberi Contoh Kesederhanaan

Rina Atriana - detikNews

Jakarta - Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi, menggelar resepsi mewah atas pernikahan anaknya di Hotel Mulia, Senayan. Perkawinan megah itu dinilai tidak memberikan menjadi contoh yang baik untuk bawahan dan publik.

"Tidak hanya (jadi contoh tak baik) bawahannya saja, tapi juga publik. Mestinya Nurhadi menjadi contoh kesederhanaan," kata Kepala Pengurus LBH Keadilan, Abdul Hamim Jauzie, saat dihubungi detikcom, Senin (17/3/2014).

Nurhadi dalam resepsi pernikahan putrinya Sabtu (15/3) lalu itu menolak menerima amplop dalam bentuk apapun dari tamu undangan. Namun, ia membagi-bagikan iPod Shuffle 2GB kepada undangan dengan barcode khusus. Nurhadi diminta menjelaskan terkait suvenir yang bernilai di atas syarat minimal gratifikasi itu.

"Tamu undangan yang pejabat publik juga harus melaporkan iPod yang menjadi suvenir karena itu gratifikasi," ujarnya.

Menurut Hamim, agar semuanya jelas, maka Nurhadi harus menjelaskan asal usul biaya pernikahan mewah itu.

"Saya tidak tahu, apa dengan pejabat setingkat dia dengan gaji sekian itu 'wajar' mengadakan pesta semewah itu? Kalau tidak wajar, PPATK seharusnya meneliti transaksi Nurhadi," jelas Hamim.

Hingga berita ini diturunkan, detikcom terus berusaha mengkonfirmasi perkawinan megah ini ke yang bersangkutan. Wartawan telah berusaha mengkonfirmasi ke Nurhadi di kantornya tapi pihak Humas MA belum memberikan jawaban.

YLBHI: Suvenir iPod Pernikahan Anak Sekretaris MA Tidak Lazim

Nur Khafifah - detikNews

Jakarta - Sekretaris MA Nurhadi memberikan suvenir Ipod Shuffle pada tamu yang hadir di pernikahan anaknya. Suvenir tersebut dinilai tak lazim dan perlu dipertanyakan asal-usul maupun tujuannya.

"Sangat tidak lazim. Dia (Nurhadi) harus mengungkapkan itu. Nggak layaklah itu," kata Direktur Advokasi dan Kampanye YLBHI, Bahrain di gedung YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (17/3/2014).

Menurut Bahrain, sebagai pejabat negara, Nurhadi harus mengungkapkan dari mana sumber dana pernikahan mewah tersebut.

"Kalau lah memang dia menganggap hasil itu bukan dari penghasilannya di MA, dia harus ungkapkan itu," terangnya.

Bahrain menganggap, pernikahan semewah itu tak sebanding dengan penghasilan Nurhadi sebagai pejabat MA. Motif pemberian souvenir Ipod tersebut menurutnya juga perlu dicurigai.

"Selain sumber dananya dari mana, untuk apa dia bagi Ipod juga perlu dicurigai," ucap Bahrain.

Pihaknya menilai Nurhadi terlalu berlebihan mengahamburkan harta. iPod Shuffle 2GB saat ini dipasaran seharga Rp 700 ribu. Jika ada 2.500 undangan, maka untuk suvenir menelan Rp 1,7 miliar.

"Kan nggak layak seorang pejabat negara menghamburkan uang seperti itu. Mending untuk rakyat yang kurang mampu," tutupnya.

Suvenir Perkawinan iPod, Sekretaris MA Tolak Kado dan Sumbangan

Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi menikahkan anaknya, Rizki Aulia Rahmi, dengan Rizki Wibowo secara megah di Hotel Mulia Senayan. 2.500 Undangan yang hadir mendapat suvenir iPod Shuffle 2 GB.

Perkawinan ini digelar di ballroom Hotel Mulia Senayan, Sabtu (17/3) malam. Tak hanya pejabat negara, hadir pula politikus hingga pengusaha. Dalam undangan yang disebar, tuan rumah menulis pihaknya tidak menerima kado atau sumbangan dalam bentuk apa pun.

"Terima kasih untuk tidak membawa hadiah dalam bentuk apa pun," demikian bunyi ucapan seperti tertuang dalam undangan eksklusif berbingkai cantik itu.

Dalam hajatan di hotel berbintang itu, Nurhadi membagikan suvenir iPod sebagai kenang-kenangan. Hakim/hakim agung yang hadir yang hadir juga mendapatkan barang senilai Rp 700 ribuan itu. Atas hadiah alat pemutar musik itu, Komisi Yudisial (KY) meminta para hakim atau hakim agung yang menerimanya mengembalikan ke Nurhadi langsung atau lewat KPK. Alasannya peranti itu harganya di atas Rp 500 ribu sehingga dikategorikan sebagai gratifikasi.

"Kalau tidak dikembalikan langsung yang mesti melapor ke KPK. Daripada repot-repot lebih baik mengembalikan langsung," kata komisioner KY Imam Anshori Saleh saat dihubungi detikcom, Senin (17/4/2014).

Hingga berita ini diturunkan, detikcom terus berusaha mengkonfirmasi perkawinan megah ini ke yang bersangkutan.

Sekretaris MA Gelar Pernikahan Anaknya dengan Megah di Hotel Mulia Senayan

Rina Atriana - detikNews

Jakarta - Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi baru saja menggelar resepsi pernikahan putrinya, Rizki Aulia Rahmi. Resepsi tersebut digelar di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3) malam.

Berdasarkan sumber detikcom, Senin (18/3/2014), resepsi Sabtu malam tersebut digelar dengan cukup mewah. Resepsi digelar di ballroom lantai dasar hotel. Rizki Aulia Rahmi atau akrab disapa Lia itu menikah dengan seorang anak pejabat bernama Rizki Wibowo. Mereka sebelumnya telah menggelar akad nikah di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (14/3).

Di lokasi Hotel Mula, terpajang puluhan karangan bunga berisi ucapan untuk kedua mempelai di beberapa bagian luar tempat resepsi. Di antaranya karangan bunga dari Sekjen MK Janedjri M Gaffar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Ketua MA Harifin Tumpa, Bupati Bogor Rachmat Yasin, dan politikus Maruar Sirait.

Dari segi pengamanan, masing-masing dua petugas kepolisian yang berjaga di depan gerbang masuk hotel dan di depan pintu masuk menuju ballroom. Ramainya hotel di Sabtu malam membuat mobil-mobil undangan sedikit kesulitan mencari lahan parkir. Setiap tamu yang akan masuk terlebih dahulu diperiksa dengan metal detector oleh dua petugas keamanan hotel. 

Setelah itu di pintu masuk ballroom ada pemeriksaan surat undangan dengan cara scan barcode yang ada di undangan. Jika tidak mempunyai undangan tersebut maka tamu tidak bisa masuk.

Gratifikasi, Hakim Agung Diminta Kembalikan iPod Perkawinan Anak Sekjen MA

Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Perkawianan Rizki Aulia Rahmi-Rizki Wibowo, anak Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi berlangsung megah di Hotel Mulia Senayan. Tamu diberi souvenir iPod shuffle 2 GB seharga Rp 700 ribuan. Oleh sebab itu, hakim agung atau hakim yang menerimanya diminta mengembalikan karena bentuk gratifikasi.

"Komisi Yudisial (KY) menghargai hakim-hakim yang mengembalikan souvenir yang tidak biasa itu. Itu sikap hati-hati untuk menghindari grativikasi," kata komisioner KY, Imam Anshori Saleh saat dihubungi detikcom, Senin (17/4/2014).

iPod itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak souvenir cantik memanjang warna cokelat jati. Lalu kotak itu diikat dengan pita warna cokelat muda. iPod hanya dibagikan kepada tamu undangan yang memegang e-card khusus.

"Mungkin tujuan yang punya hajatan baik, untuk pergaulan sosial. Tapi nilainya yang lebih dari Rp 500 ribu tergolong tidak wajar," ujar Imam.

Perhelatan ini digelar sangat megah di Hotel Mulia, Sabtu (15/3) malam. Pengusaha, hakim agung, hakim, hingga politikus menghadiri perkawinan tersebut.

"Kalau tidak dikembalikan langsung yang mesti melapor ke KPK. Dari pada repot-repot lebih baik mengembalikan langsung," pungkas Imam.


Selasa, 04 Maret 2014

Presiden SBY Lantik Suwardi Jadi Wakil Ketua MA Non Yudisial

Rivki - detikNews

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono siang ini melantik hakim agung Suwardi sebagai akil Ketua Mahkamah Agung (MA) bidang non Yudisial di Istana Negara. Presiden berharap kepada Suwardi agar bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya.

Pengangkatan Suwardi sesuai dengan Keputusan Presiden RI (Keppres RI) No. 2/P/2014 yang menetapkan Suwardi sebagai Wakil Ketua MA bidang non Yudisial. Presiden SBY secara langsung melantik Suwardi dari Ketua Kamar Perdata menjadi Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial.‎

Dalam pelantikan tersebut sejumlah menteri kabinet Indonesia bersatu jilid II turut hadir. Salah satunya adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menkum HAM Amir Syamsudin, Mehan Purnomo Yusgiantoro, Menlu Marty Natalegawadan lain-lain.

Dari lembaga hukum, turut hadir Ketua MA Hatta Ali, Komisioner Komisi Yudisial Abbas Said, dan Jaksa Agung Basrief Arief.

Pada 21 Januari 2014 lalu, Ketua Kamar Perdata Mahkamah Agung (MS) Suwardi terpilih menjadi Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial. Suwardi mengungguli pesaingnya, Hakim Agung Ahmad Kamil, dengan perolehan suara 28 suara Hakim Agung MA.

Keterpilihan Suwardi itu terjadi dalam rapat paripurna terbuka Pemilihan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial yang digelar di Sekretariat MA, Jakarta Pusat. Pasca-pemungutan suara, Suwardi menyatakan kesediaannya menjabat jabatan tersebut hingga lima tahun ke depan.