TEMPO.CO, Jakarta
- Rumah modern di Jalan Hang Lekir V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
itu langsung menarik perhatian orang yang melintas di depannya. Selain
terkesan mewah, itu adalah rumah paling besar karena menyatukan dua
blok.
Akibatnya, rumah ini memiliki dua alamat di jalan berbeda,
yaitu Jalan Hang Lekir V Nomor 6 dan Jalan Hang Lekir VIII Nomor 2.
Rumah di kompleks itu nilainya kini mencapai Rp 22 miliar per unit.
Rumah
dengan pagar berhias potongan batu marmer ini adalah milik Sekretaris
Mahkamah Agung Nurhadi. Saat didatangi pada Kamis siang, 21 April 2016,
rumah ini sangat tenang.
Upaya Tempo menyapa keluarga atau penghuni rumah dengan
ucapan salam dan membunyikan bel tak mendapat balasan. Padahal sejumlah
lampu di ruang utama menyala dan empat kendaraan mewah terlihat
terparkir.
“Warga di daerah ini memang tak pernah kelihatan.
Mereka pergi pagi dan pulang malam. Bertamu saja hampir tak mungkin,”
kata petugas perlindungan masyarakat, Asep.
Asep tak tahu profil
dan pekerjaan mayoritas warga di Rukun Warga 06, Kebayoran Baru,
tersebut. Ia juga tak mendengar kabar sejumlah penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi menggeledah kediaman Nurhadi. “Tak ada laporan
sama sekali ke sekretariat RW,” ujarnya.
Berdasarkan situs komisi antirasuah, Nurhadi melaporkan kekayaan dengan
jumlah Rp 33,42 miliar per 7 November 2012. Dia memiliki aset tanah dan
bangunan di sejumlah kota dengan nilai total Rp 7,36 miliar. Padahal
rumah di sekitar Jalan Hang Lekir V harganya sudah mencapai puluhan
miliar.
Seluruh kekayaannya, menurut Nurhadi, berasal dari usaha
sarang walet yang dirintis sejak 1981. "Sebagai eselon I, gaji pokok dan
remunerasi saya hanya Rp 18 juta per bulan," tutur Nurhadi kepada
majalah Tempo pada 2012. รข€¨
FRANSISCO ROSARIANS l MAYA AYU PUSPITASARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar