Rini Friastuti - detikNews
Jakarta - KPK menggeledah rumah pribadi Sekretaris Mahkamah Agung
(MA) Nurhadi dan menemukan ribuan dolar AS. Atas hal ini, MA membentuk
tim untuk menelusuri temuan itu. Tapi apa hasilnya?
"Itu kan tim
ya, saya enggak tahu, tim yang bekerja," kata Wakil Ketua MA hakim agung
Syarifuddin di gedung Ombusdman Republik Indonesia (ORI), Jalan HR
Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2016).
"Tapi apakah sudah ada pemanggilan Nurhadi?" tanya wartawan menegaskan.
"Saya enggak tahu," jawab Syarifuddin menegaskan yang juga Ketua Muda MA bidang Pengawasan itu.
Rumah
Nurhadi digeledah KPK karena penyidik mencium jejak Nurhadi dalam kasus
suap yang dilakukan panitera PN Jakpus Edy Nasution yang kini berstatus
tersangka. Dari penggeledahan itu, KPK menyita ribuan dolar AS yang
hingga kini masih diselidiki asal-usulnya. Ruang kerja Nurhadi juga
digeledah KPK pada Jumat (22/4) lalu.
Atas hal itu, Syarifuddin
menyerahkan semuanya ke tim internal yang menelusuri kasus itu. Sebagai
Wakil Ketua MA, Syarifuddin belum mengetahui perkembangan penelusuran
tim. Tapi Syarifuddin memastikan Nurhadi masih beraktifitas seperti
biasa.
"Saya rasa belum bisa ya, karena pemeriksaan masih berjalan," ujar Syarifuddin yang juga atasan langsung Nurhadi itu.
Nama Nurhadi mulai dikenal publik saat menggelar pernikahan anaknya
dengan megah di Hotel Mulia, Senayan. Sebagai PNS yang juga beristrikan
PNS di MA, kekayaannya terbilang cukup banyak yaitu mencapai Rp 30
miliar lebih. Rumahnya di bilangan Hang Lekir V, Jakarta Selatan
menempati 5 nomor yaitu dari nomor 2 hingga 6.
Wartawan telah
berusaha menemui Nuhadi di kantornya tetapi Nurhadi tidak menemui atau
memberikan keterangan atas kepemilikian ribuan dolar tersebut. Pihak
yang memberikan keterangan di kasus ini adalah jubir MA hakim agung
Suhadi. Wartawan juga telah mencoba meminta konfirmasi kepada Nurhadi di
rumah megahnya berjam-jam lamanya, tetapi Nurhadi atau kerabatnya tidak
ada yang menemui wartawan.
(asp/try)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar