Hakim Tipikor Masih Nganggur | ||||
By redaksi | ||||
| ||||
| ||||
Jumlah hakim tipikor di PT Banten ada delapan orang. Terdiri dari, hakim karir, yakni Ketua PT Banten Soemarno, Wakil Ketua PT Banten Ndili Ka’ban, Saban, Zarkasih, Efendi Gayo, dan Cahyono. Sedangkan dua dari hakim ad hoc, yakni Jeldi Ramadhan (mantan polisi) dan Anang Starianto (mantan pengacara). Sedangkan hakim tipikor di PN Serang ada 12 orang. Delapan hakim karir dan empat hakim ad hoc. Untuk hakim karir terdiri dari, Rasminto, Sumartono, Anastascia Tyas Endah, Cipta Sinuraya, Martini Marja (semuanya berasal dari Pengadilan Negeri Serang). Kemudian, M Yusuf (PN Rangkasbitung), Ibnu Basuki Widodo (PN Tangerang), dan Yapi (PN Pandeglang). Empat hakim ad hoc adalah Sigit Herman Binaji, HM Naspudin, Donny Suwardi, dan Paris Edward Nadeah. Humas PT Banten Effendi Gayo mengatakan, selama belum ada perkara korupsi yang masuk ke pengadilan tipikor, maka para hakim tipikor itu belum bekerja menangani perkara korupsi, tetapi mereka yang hakim karir tetap bekerja seperti biasa menangani perkara lain. “Tetapi para hakim yang telah dilantik itu tetap ngantor kok, meski belum bekerja menangani perkara korupsi,” ujar Effendi kepada Radar Banten, Rabu (11/5). Dikatakan, untuk hakim tipikor tingkat PT Banten tetap kantornya di PT Banten. Tetapi untuk hakim tipikor nantinya akan ada kantor tersendiri alias terpisah dengan PN Serang. “Sekarang ini memang kantornya masih menyatu dengan PN Serang karena belum ada gedungnya. Ke depan akan dibangun gedung yang baru,” ucapnya. Sementara, Humas PN Serang Agoeng Rahardjo mengatakan, hakim tipikor tetap berada di bawah Mahkamah Agung (MA). Sementara hakim karir yang merangkap jadi hakim tipikor tetap masih bisa menangani perkara umum. “Pengadilan tipikor ini amanat undang-undang. Sedangkan untuk ruang sidang bisa menggunakan ruang mana saja,” papar Agoeng. (jah/don/del) |
Blog ini berisi berbagai macam berita yang diberitakan oleh Kantor Berita, maupun Media yang lain terutama yang ada di Indonesia dan beralamatkan di Jln H. Enang No. 28 Cisalak
Kamis, 25 Agustus 2011
Kamis, 25 Agustus 2011 , 05:19:00
JAKARTA - Pemerintah resmi memberhentikan sementara (moratorium) penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) terhitung 1 September hingga 31 Desember 2012 mendatang. Namun, bagi daerah yang belanja pegawainya dibawah 50 persen APBD akan diperbolehkan menerima CPNS.
"Bagi yang APBD untuk belanja pegawainya 50 persen ke bawah, itu masih bisa (melakukan seleksi CPNS). Tapi itupun masih selektif, ya seperti untuk guru, jangan sampai nol juga dan sebagainya seperti yang telah kita sebutkan," ujar Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi, EE Mangindaan usai melakukan penandatangan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri di Kantor Wakil Presiden kemarin.
Ketiga menteri yang menandatangani SKB itu adalah Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Mangindaan mengatakan, moratoriun penerimaan PNS itu tidak bersifat kaku. Penerimaan PNS tetap dilakukan terutama untuk tenaga pendidik dan tenaga kesehatan. "Guru harus sesuai bidang apa, pelajaran apa, sekolah mana, wilayah mana, supaya kita tahu jelas mau ditempatkan di mana," tukasnya.
Penerimaan PNS juga tetap dilakukan tahun ini dan tahun depan untuk jabatan-jabatan yang khusus dan mendesak. Termasuk dalam kategori itu antara lain sipir penjara, tenaga penaggulangan bencana, serta petugas pelayan publik seperti di Bandar Udara. "Begitu juga tenaga kesehatan. Dokter bidan perawat di UPT kesehatan. Itu kita buka peluang, tapi tidak semuanya," kata dia.
Mangindaan menjelaskan selama moratorium pemerintah pusat meminta masing-masing daerah dan instansi lembaga membuat grand design tentang penataan organisasi yang right sizing. Selain itu grand design juga diharapkan berisi penataan personil sesuai dengan formasi yang ada. "Sampai dengan 31 Desember 2012 harus sudah ada grand desain renstra (rencana strategi) lima tahun dan pertahunnya berapa, turun naiknya PNS yang diperlukan," tegasnya.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mengatakan dengan adanya moratorium ini bukan berarti tidak ada penerimaan PNS sama sekali. Penerimaan CPNS tetap ada namun diberlakukan secara selektif. "Penandatangan SKB ini diharapkan mampu membuat gambaran jumlah pegawai yang tepat dan berkualitas karena reformasi birokrasi jika berhasil akan mampu menghemat belanja pegawai," lanjutnya.
Namun yang agak sulit dikontrol, kata Agus, adalah penerimaan pegawai negeri di pemerintah daerah. Menurut dia, besarnya jumlah aparat birokrasi di daerah menyedot anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) hingga mencapai diatas 50 persen hingga lebih. Hal ini sangat memprihatinkan karena anggaran untuk pembangunan daerah tersebut akan sangat minim. "Saya prihatin," katanya.
Pemerintah pernah melansir bahwa belanja pegawai di 294 kabupaten/kota lebih dari 50 persen APBD. Di 116 kabupaten/kota malah mencapai lebih dari 60 persen. Bahkan, ada daerah yang mengalokasikan belanja pegawai lebih dari 70 persen dari APBD. "Oleh karena itu, pemerintah pusat tengah membuat aturan agar pegawai di pemerintah daerah tidak memberatkan APBD," ungkapnya.
Bentuk konstitusi yang digodok, menurut Agus, berupa SKB, Peraturan Pemerintah, bahkan revisi Rancangan Undang-Undang. Dia mengatakan komitmen ini agar pemerintah daerah lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur. Saat ini pemerintah pusat hanya bisa merekomendasikan agar Pemda mengalokasikan belanja modal mencapai 20 persen APBD dan belanja pegawai tidak melebihi 50 persen. "Bagi yang tidak mampu 20 persen sebaiknya tidak menambah pegawai," jelasnya. (wir)
RELATED NEWS |
Minggu, 21 Agustus 2011
Menteri Djoko: Nazar Bisa Pindah Tahanan
Asalkan perpindahan itu dilakukan sesuai mekanisme hukum yang berlaku.
Sabtu, 20 Agustus 2011, 21:14 WIB
Umi Kalsum, Luqman RimadiVIVAnews - Keinginan tersangka kasus suap Wisma Atlet Sea Games, Muhammad Nazaruddin, pindah tahanan dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua ke LP Cipinang, tidak dipermasalahkan Menko Polhukam Djoko Suyanto. Djoko memahami keinginan Nazar.
Hanya saja, kata dia, pengalihan penahanan bisa dilakukan sepanjang melalui proses dan mekanisme hukum yang berlaku.
"KPK (menahan Nazar di Mako Brimob) tentunya memiliki pertimbangan, demi keselamatan yang bersangkutan. Dan soal ini (perpindahan) bukan saya yang menentukan, KPK. Nanti terserah KPK mau taruh di mana," kata Djoko disela buka puasa bersama di rumah kediaman Ketua DPD, Sabtu 20 Agustus 2011.
Janji Nazaruddin untuk terbuka jika tempat tahanannya dipindah tidak terlalu digubris Djoko. Namun dia berpesan agar tidak menduga-duga apa yang terjadi, sebaiknya semua pihak mengikuti proses hukum dengan baik, sehingga semua bisa transparan.
"Berjalan baik atau tidak, akuntabel atau tidak, tergantung proses penegakkan hukumnya. Saya kira zaman keterbukaan seperti ini semua bisa memonitor, bisa mengaudit proses. Saya kira KPK, Kejaksaan, Polri tidak akan sembarangan," katanya.
Jika mengikuti mekanisme hukum, maka akan ketahuan siapa yang salah. "Kemarin kan (Nazaruddin) menyebut seseorang, dua tiga orang. Kalau memang terbukti sampaikan ke penegak hukumnya," kata dia.
Keinginan Nazaruddin pindah tahanan disampaikan pengacaranya, OC Kaligis. Kaligis menegaskan, Nazar ingin ditahan di tahanan yang ramai, tidak seperti Mako Brimob, sebab hanya dia sendirian di ruang tahanan tersebut.
Kamis, 18 Agustus 2011
Pengacara: Nazaruddin Akan Pasang Badan
Nazaruddin akan diperiksa KPK pagi ini.
Kamis, 18 Agustus 2011, 09:36 WIB
Anggi Kusumadewi, Nur Eka Sukmawati Nazaruddin akan didampingi kuasa hukum dari Kantor Pengacara OC Kaligis. Penyidik KPK sendiri telah mendatangi Mako Brimob Kepala Dua, Depok, sejak pukul 08.30 WIB. Mereka mengendarai dua mobil dinas--satu mobil tahanan dan satu mobil penyidik KPK. Terdapat sekitar 8-10 orang dalam dua mobil tersebut. Para penyidik KPK hanya melambaikan tangan ketika dimintai konfirmasi.
Pengacara Nazaruddin dari tim OC Kaligis, Boy Afrian Bondjol, menyatakan bahwa Nazaruddin siap menjalani pemeriksaan di KPK. Ia berharap, Nazaruddin memberikan keterangan yang sebenar-benarnya tentang kasus suap pembangunan Wisma Atlet yang menjerat dirinya tersebut. Namun Boy tidak berani menjamin soal kondisi psikis Nazaruddin.
“Saya tidak tahu Nazaruddin dalam keadaan tertekan atau tidak. Tapi dia menyatakan siap menanggung semuanya. Dia pasang badan untuk kasus ini. Dia menyatakan tak akan menyebut nama-nama yang sebelumnya dia tuding. Tak ada lagi nama-nama petinggi Demokrat maupun petinggi KPK yang terlibat,” kata Boy, Kamis, 18 Agustus 2011.
Menurutnya, Nazaruddin akan menghadapi kasus ini sendiri, sebagai syarat agar istri dan keluarganya tidak ikut diseret dalam kasus itu. “Dia minta tolong kepada KPK, dia minta perlindungan kepada Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, agar istri dan keluarganya tidak dilibatkan,” ujar Boy. (kd)
Rabu, 17 Agustus 2011
Upacara HUT Indonesia, OPM Tembak TNI
Saat mengamankan upacara, personel TNI diserang segerombolan orang
Rabu, 17 Agustus 2011, 19:01 WIB
Arfi Bambani AmriVIVAnews - Pelaksanaan upacara peringatan HUT RI 66 di Mulia, Puncak Jaya, Papua, diwarnai aksi baku tembak antara kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka dengan Tentarra Nasional Indonesia. Akibatnya, salah seorang anggota TNI terkena tembakan, namun tidak tewas.
Kontak senjata terjadi di Kampung Wandenggobak Distrik Mulia. Saat itu anggota TNI sedang melakukan pengamanan pelaksanaan pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI. Tiba-tiba kelompok separatis OPM keluar dari hutan dan melakukan penyerangan ke arah tempat berlangsungnya upacara.
Pasukan TNI dari Yonif 753/AVT Nabire yang saat itu bertugas kemudian membalas tembakan para anggota OPM yang jumlahnya sekitar puluhan itu. Kontak senjata kemudian berlangsung selama beberapa menit. Sebelum kelompok itu, kemudian berhasil dipukul mundur dan mereka kembali masuk hutan.
Namun, ternyata salah seorang anggota TNI terkena tembakan di bagian paha sebelah kanan. Dan saat itu juga langsung dievakuasi menuju RSUD Mulia Puncak Jaya.
Pangdam XVII Cenderawasih, Mayor Jendera Erfi Triassunu, membenarkan adanya aksi penembakan itu. ''Mereka menyerang duluan saat upacara berlangsung, kemudian personil kami menghalau dengan membalas,'' katanya.
Menurut Pangdam, kelompok separatis itu kemungkinan bertujuan mengacaukan jalannya HUT Kemerdekaan RI. ''Mungkin di pihak mereka mencoba mengganggu jalannya upacara HUT RI. tapi yang jelas tidak ada yang tewas,'' katanya. (eh)
Kiemas: SBY Sangat Berani Jual Mimpi
Menurut Kiemas masih banyak sektor yang harus dibenahi oleh pemerintah saat ini.
Selasa, 16 Agustus 2011, 15:12 WIB
Eko Huda S, Suryanta Bakti SusilaVIVAnews - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Taufiq Kiemas mengatakan pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlalu banyak menjual mimpi.
"Saya rasa, saya senang dengan presiden. Bukan saya setuju ya. Presiden sangat berani menjual mimpi," kata Kiemas di gedung DPR, Jakarta, Selasa 16 Agugutus 2011.
Kiemas menilai, masih banyak sektor yang harus diperbaiki oleh pemerintahan saat ini. Menurut dia, apa yang dianggap baik saat ini belum tentu baik untuk masa yang akan datang. "Jadi, saya rasa semua sekarang diperbaiki," kata dia.
"Semuanya kan mesti punya mimpi, dan punya ketangguhan, Presiden menjual mimpi. Dan saya rasa kita mampu asal bersama-sama," ujar Kiemas.
Menurut Kiemas, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,8 persen saat ini sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi. "Kalau kita gotong royong bersama-sama saya rasa bisa mencapai 8 persen. Tinggal kita mau apa tidak," kata dia.
Namun demikian, Kiemas menyatakan isi pidato kenegaraan SBY masih realistis. (umi)
Demokrat: Pidato SBY Bangun Optimisme
Negara-negara di Timur Tengah, Afrika Utara mengalami gejolak politik.
Selasa, 16 Agustus 2011, 17:41 WIB
Ismoko Widjaya, Syahrul AnsyariVIVAnews - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla mengatakan Presiden SBY tengah membangun optimisme bangsa ini. Pidato yang disampaikan oleh SBY di depan anggota DPR RI dan DPD mengajak bangsa ini untuk bangkit.
"Momentum peringatan kemerdekaan RI ke-66 dengan tepat dipakai oleh Presiden SBY untuk menatap masa depan Indonesia secara optimistis," kata Ulil saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Selasa 16 Agustus 2011.
Ulil mengemukakan, optimisme sangat dibutuhkan oleh negeri ini. Terlebih, di negara-negara lain di dunia ini mengalami gejolak politik atau pun bencana alam yang menyebabkan keterpurukan ekonomi.
Negara-negara di Timur Tengah, Afrika Utara mengalami gejolak politik. Sementara, sejumlah negera di Eropa, bahkan Amerika Serikat mengalami gejolak Ekonomi. Selain itu, Jepang pun masuk dalam kategori negara dengan ekonomi yang belum pulih karena hantaman tsunami dan bencana reaktor nuklir.
"Krisis membayangi sejumlah negara saat ini. Presiden memberikan jaminan optimistis, bahwa belajar dari pengalaman mengatasi krisis pada 2008-2009, Indonesia insya Allah siap menghadapi dampak dari gejolak-gejolak di negeri lain itu," ujar Ulil.
Politisi yang juga aktivis ini menegaskan tidak ada alasan menyebut bahwa Indonesia sebagai negara gagal. Ulil melihat sejak negara ini menyelenggarakan pemilu demokratis pada 1999, proses pemulihan di segala bidang politik, ekonomi, hukum, keamanan, sosial terus terjadi.
"Sejak pemilu demokratis itu, sejumlah lembaga negara diciptakan untuk menjamin prinsip check and balance, pers kian bebas, desentralisasi berlangsung cepat, rule of law makin tegak meskipun tentu masih ada kekurangan di sana-sini," jelas Ulil. (umi)
Tahanan KPK Lebih Aman untuk Nazaruddin
Rutan Mako Brimob kurang tepat, apalagi setelah muncul isu Nazaruddin akan diracun.
Rabu, 17 Agustus 2011, 07:15 WIB
Hadi Suprapto, Syahrul AnsyariVIVAnews - Politisi Partai Demokrat menilai keputusan penegak hukum menahan tersangka kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazruddin, di Rutan Mako Brimob kurang tepat. Terlebih setelah muncul isu ketakutan Nazar bila diracun seseorang. Ulil mengatakan, Nazarlebih baik ditahan di tahanan KPK.
"Saya kira Nazar lebih aman kalau ada di KPK ketimbang di Rutan Mako Brimob," kata Ulil saat ditemui oleh VIVAnews.com di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 16 Agustus 2011.
Ulil melihat setidaknya ada dua alasan terkait dengan pandangannya tersebut. Pertama adalah karena yang akan melakukan proses investigasi terhadap Nazar adalah KPK bukan kepolisian. "Leadernya adalah KPK. Sehingga kalau dia ditaruh di KPK saya kira masuk akal," jelasnya.
Alasan kedua, lanjutnya, dari data yang dia cermati sampai saat ini, KPK sudah mengeluarkan anggaran untuk membiayai pemulangan Nazaruddin dari Kolombia, tempat dia ditangkap. "Jadi sudah layak jika KPK yang menghandle Nazar dan dipindahkan ke KPK," ungkapnya.
Meskipun demikian Ulil tidak bermaksud meragukan kualitas tahanan Mako Brimob. "Dia sudah di tempat yang cukup aman. Nanti sebentar lagi dia dipindahkan ke penjara KPK," ujarnya.
Terkait dengan isu racun itu sendiri, Ulil meminta publik untuk tidak panik. Menurutnya, pengakuan Nazar tidak boleh ditelan mentah-mentah. "Kekhawatiran itu boleh-boleh saja," kata Ulil. (umi)
Rabu, 17 Agustus 2011 , 09:09:00
Foto: Ramli/Jawa Pos
MUHAMMAD Nazaruddin tidak hanya takut terhadap hidangan makanan yang disajikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ternyata Nazar juga takut dengan dokter yang akan menjaga kesehatannya selama di penjara. Untuk itu, pihak keluarga Nazar pun mengaku akan menyiapkan dokter pribadi, berikut psikolog.
“Keluarga rencananya akan mendatangkan dokter ditambah psikolog pribadi untuk memeriksa Nazaruddin,” ujar anggota Komisi III DPR yang juga sepupu Nazaruddin, M Nasir di Gedung Parlemen, Senayan, kemarin (16/8).
Keinginan dari keluarga Nazaruddin itupun diharapkan dapat diterima KPK. Sebagai bagian dari pemenuhan rasa keadilan. “Keluarga masih berharap adanya keadilan seadil-adilnya untuk Nazarudin,” ujarnya.
Sebelumnya, Nasir usai bertemu dengan Nazaruddin di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua menyatakan sudaranya itu terlihat depresi dan lebih kurus dari biasanya. Bahkan tidak mau makan, takut makanannya diracun.
“Pasalnya sudah dua hari kemarin dirinya tidak menyantap makanan yang disediakan oleh pihak Rutan Mako Brimob,” ujarnya.
Nasir menambahkan, pemeriksaan KPK kepada saudaranya itu akan dilakukan Kamis (18/8) mendatang. “Pihak keluarga dan penyidik KPK telah bersepakat hari Kamis nanti pemeriksaan Nazaruddin baru akan dilakukan,” ungkapnya.
Sementara, anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani meminta agar tahanan Nazaruddin dipindahkan dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok ke Rutan Cipinang. Hal itu dilakukan agar memudahkan pemeriksaan terhadap mantan bendahara umum Partai Demokrat itu.
“Kenapa tahanan KPK tempatkan di Mako Brimob, kenapa tidak ditempatkan yang khusus untuk yang diduga melakukan tindak korupsi? Itu uang negara loh, kita (DPR) yang mengesahkan itu,” ujarnya.
Selain itu, lajut Yani, bila Nazaruddin ditempatkan di Rutan Khusus Tipikor, maka akan lebih cepat melakukan pengawasan. Anggota DPR dari Fraksi PPP itu juga mendorong agar Nazaruddin ditempatkan di lokasi yang nyaman serta keluarganya dijamin keamanannya. “Kan merepotkan kawan-kawan Brimob di sini. Di sini bukan diciptakan untuk para koruptor,” ucap politisi PPP ini. (dil)
“Keluarga rencananya akan mendatangkan dokter ditambah psikolog pribadi untuk memeriksa Nazaruddin,” ujar anggota Komisi III DPR yang juga sepupu Nazaruddin, M Nasir di Gedung Parlemen, Senayan, kemarin (16/8).
Keinginan dari keluarga Nazaruddin itupun diharapkan dapat diterima KPK. Sebagai bagian dari pemenuhan rasa keadilan. “Keluarga masih berharap adanya keadilan seadil-adilnya untuk Nazarudin,” ujarnya.
Sebelumnya, Nasir usai bertemu dengan Nazaruddin di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua menyatakan sudaranya itu terlihat depresi dan lebih kurus dari biasanya. Bahkan tidak mau makan, takut makanannya diracun.
“Pasalnya sudah dua hari kemarin dirinya tidak menyantap makanan yang disediakan oleh pihak Rutan Mako Brimob,” ujarnya.
Nasir menambahkan, pemeriksaan KPK kepada saudaranya itu akan dilakukan Kamis (18/8) mendatang. “Pihak keluarga dan penyidik KPK telah bersepakat hari Kamis nanti pemeriksaan Nazaruddin baru akan dilakukan,” ungkapnya.
Sementara, anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani meminta agar tahanan Nazaruddin dipindahkan dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok ke Rutan Cipinang. Hal itu dilakukan agar memudahkan pemeriksaan terhadap mantan bendahara umum Partai Demokrat itu.
“Kenapa tahanan KPK tempatkan di Mako Brimob, kenapa tidak ditempatkan yang khusus untuk yang diduga melakukan tindak korupsi? Itu uang negara loh, kita (DPR) yang mengesahkan itu,” ujarnya.
Selain itu, lajut Yani, bila Nazaruddin ditempatkan di Rutan Khusus Tipikor, maka akan lebih cepat melakukan pengawasan. Anggota DPR dari Fraksi PPP itu juga mendorong agar Nazaruddin ditempatkan di lokasi yang nyaman serta keluarganya dijamin keamanannya. “Kan merepotkan kawan-kawan Brimob di sini. Di sini bukan diciptakan untuk para koruptor,” ucap politisi PPP ini. (dil)
RELATED NEWS |
Tidak Perlu Berlebihan Mengawasi Nazaruddin
Muhammad Nasir, sepupu Nazaruddin, juga belum diizinkan membesuk.
Rabu, 17 Agustus 2011, 14:36 WIB
Eko Priliawito, Nina RahayuVIVAnews - Anggota Komisi III DPR RI, Maruar Sirait, meminta pengawasan terhadap Nazaruddin tidak dilakukan berlebihan. Namun mantan Bendahara Umum Demokrat itu juga diminta konsisten dan menyerahkan seluruh bukti dari seluruh ucapannya.
"Ini sangat penting sekali dan ini adalah pertaruhan bagi KPK, Pemerintah, DPR, dan bagi Nazaruddin sendiri," katanya, Rabu 17 Agustus 2011.
Menurut Maruar, yang menjadi penting adalah bagaimana keputusan pengawasan itu bisa dilaksanakan efektif sampai di lapangan. Semua dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Sementara ditanya mengenai rumor manipulasi kasus Nazaruddin, Maruar meminta agar seluruh persoalan harus didasari dengan fakta, dan bukan rumor dan isu saja. Persoalan ini sudah masuk proses hukum dan tinggal menunggu konsistensi Nazaruddin.
"Kalau isu pasti banyak, ada lokalisir masalah atau tidak, kalau dia konsisten buktikan dengan alat yang dia punya, kemarin alat buktinya sudah ada tinggal buktikan," tegasnya
Nazaruddin ditahan setelah berhasil ditangkap polisi internasional di Cartagena, Kolombia. Pelariannya dilakukan hampir tiga bulan, di sejumlah negara di tiga benua.
Hingga kini sejumlah keluarga belum dapat mengunjungi Nazaruddin di tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Pagi tadi, Muhammad Nasir, sepupu Nazaruddin, juga belum diizinkan menemui mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu.
Nasir tiba di Mako Brimob, sekitar pukul 09.46, Rabu, 17 Agustus 2011. Tapi karena bukan jam kunjung, maka Nasir tidak diizinkan menemui Nazaruddin.
Menurut aparat kepolisan yang berjaga, Nasir bisa mengunjungi Nazarudin pada hari Selasa dan Jumat. Selain itu, Nasir juga harus mengantongi izin dari KPK. (eh)
Wow, Aliya 'Resmi' Jadi Keluarga Istana
INILAH.COM, Jakarta - Meski masih berstatus calon istri Edhie 'Ibas' Bhaskoro Yudhoyono, Siti Ruby Aliya Rajasa, putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, telah resmi menjadi keluarga Istana.
Hal itu dapat terlihat dari sebuah fotonya yang terpampang di galeri foto di selasar jalan antara Istana Negara dan Istana Merdeka. Sebuah foto Aliya bersama Anissa Pohan, kakak ipar calon suaminya, dan putrinya Almira Tunggadewi Yudhoyono alias Aira.
Foto itu sangat terkesan istimewa, terlebih foto itu diletakkan di tengah foto-foto keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut pantauan INILAH.COM, foto tersebut baru saja dipasang jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-66, Rabu (17/8/2011).
Seperti diketahui Aliya bakal menikah dengan Ibas pada hari ulang tahun Ibhas, November mendatang. Setelah sebelumnya melakukan pertunangan di kediaman Hatta Rajasa beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Biro Pers Istana Kepresidenan Darmastuti Nugroho mengatakan bahwa pergantian galeri foto di selasar Istana tersebut memang rutin dilakukan setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI. "Iya dong, semuanya baru," tuturnya. [mah]
Hal itu dapat terlihat dari sebuah fotonya yang terpampang di galeri foto di selasar jalan antara Istana Negara dan Istana Merdeka. Sebuah foto Aliya bersama Anissa Pohan, kakak ipar calon suaminya, dan putrinya Almira Tunggadewi Yudhoyono alias Aira.
Foto itu sangat terkesan istimewa, terlebih foto itu diletakkan di tengah foto-foto keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut pantauan INILAH.COM, foto tersebut baru saja dipasang jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-66, Rabu (17/8/2011).
Seperti diketahui Aliya bakal menikah dengan Ibas pada hari ulang tahun Ibhas, November mendatang. Setelah sebelumnya melakukan pertunangan di kediaman Hatta Rajasa beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Biro Pers Istana Kepresidenan Darmastuti Nugroho mengatakan bahwa pergantian galeri foto di selasar Istana tersebut memang rutin dilakukan setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI. "Iya dong, semuanya baru," tuturnya. [mah]
Mega Tak Lelah Sentil Pemerintah
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri - inilah.comINILAH.COM, Jakarta - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menilai pemerintahan saat ini tidak bisa melihat peluang untuk memperkuat ekonomi ketika negara besar mengalami krisis ekonomi. Padahal jika pemerintah bisa menggunakan momentum ini, perekonomian Indonesia bisa menjadi kuat.
"Saya menganalisa suatu prediksi untuk kita berhati-hati kepada perkembangan perekonomian dunia global termasuk tentunya kita melihat keadaan yang terjadi di Amerika dan Eropa," ujar Mega di Kantor DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (17/8/2011).
Menurut Mega, Indonesia tidak mampu mengambil momentum untuk memperbaiki diri karena pemerintah lebih mementingkan pencitraan daripada realitas. "Jadi hal-hal seperti ini tentunya secara wajar harus kita antisipasi jangan kita lalu selalu membuat suatu pencitraan," imbuhnya.
"Mengantisipasi apa hal-hal yang harus kita lakukan karena apa yang terjadi sekarang ini di Amerika dan Eropa, itu negara-negara besar sedang mengalami suatu krisis dan kita ini negara berkembang justru yang sedang memperkuat dirinya," ungkapnya.
Dikatakannya, untuk memperkuat diri, Indonesia tak perlu melihat perkembangan ekonomi dengan nilai dolar ataupun mata uang euro yang turun sebagai kemajuan ekonomi Indonesia.
"Padahal sebenarnya sekarang ini polarisasi perkembangan dunia yang selalu saya katakan abadnya beda, ini abadnya 21, bagaimana muncul negara-negara baru seperti India, Cina, lalu di Amerika Latin, perkembangannya lebih baik dan mata uang mereka menurut saya itu harus kita amati," pungkasnya.
Ibas 'Ngacir' Ditanya Soal Nazaruddin
Edhie Baskoro Yudhoyono - jakarta.go.idINILAH.COM, Jakarta - Edhie Baskoro Yudhoyono, tampak sangat segar dan bersemangat mengikuti upara HUT Kemerdekaan RI ke 66 di Istana Merdeka, Jakarta.
Kepada awak media yang menyapanya, politisi muda yang akrab disapa Ibas ini menyapa ramah dan hangat. "Baik," ujar Ibas menjawab wartawan yang menanyakan kabarnya.
Meski bersikap hangat dan ramah, Ibas membatasi diri untuk tidak bersedia berkomentar mengenai selain kemerdekaan RI. Anggota DPR Komisi I itu bungkam ketika ditanya soal kasus Muhammad Nazaruddin.
"Jangan dulu deh, ini hari Kemerdekaan," kilah Ibas berkelit dari para wartawan yang mengerumuninya. Calon menantu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa itu, pun sejurus kemudian berlalu meninggalkan kerumunan para wartawan. [mah]
Kepada awak media yang menyapanya, politisi muda yang akrab disapa Ibas ini menyapa ramah dan hangat. "Baik," ujar Ibas menjawab wartawan yang menanyakan kabarnya.
Meski bersikap hangat dan ramah, Ibas membatasi diri untuk tidak bersedia berkomentar mengenai selain kemerdekaan RI. Anggota DPR Komisi I itu bungkam ketika ditanya soal kasus Muhammad Nazaruddin.
"Jangan dulu deh, ini hari Kemerdekaan," kilah Ibas berkelit dari para wartawan yang mengerumuninya. Calon menantu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa itu, pun sejurus kemudian berlalu meninggalkan kerumunan para wartawan. [mah]
Yunus Husein: Ada Anggota Komisi III Jegal Saya
Ketua Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein - inilah.comINILAH.COM, Jakarta - Ketua Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein mengaku tak gentar mendapatkan ancaman pembunuhan jika dirinya terpilih sebagai Ketua Komisi pemberantasan Korupsi (KPK)
Menurutnya, soal maut adalah urusan Tuhan. Yunus mengaku pasrah jika memang ditakdirkan tidak berumu panjang. "Tergantung Tuhan Yang Maha Kuasa dia yang paling menentukan," tegasnya di Istana Merdeka, Rabu (17/8/2011).
Bagi Yunus, maut bisa datang kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Tanpa menjadi pimpinan KPK-pun menurutnya setiap orang pasti akan mati. "Dimana-mana ada resiko. Anda tidur di rumah juga bisa meninggal. Selama masih ada Tuhan," Imbuhnya.
Saat ditanya mengenai peluang dirinya untuk terpilih sebagai Ketua KPK, Yunus hanya mengatakan bahwa dirinya sangat optimis. "Harus optimis lah," singkatnya.
Yunus pun tak mau berbesar kepala ketika saat ini diunggulkan Komisi III DPR menjadi pimpinan KPK. Bahkan dia mensinyalir ada beberapa pihak yang mau menjegalnya.
"Ya ada sebagian bicara begitu tapi yang tidak suka sama saya juga ada kan. Mudah-mudahan mereka mau lah jika misi-misinya memberantas korupsi," tandasnya. [mah]
Menurutnya, soal maut adalah urusan Tuhan. Yunus mengaku pasrah jika memang ditakdirkan tidak berumu panjang. "Tergantung Tuhan Yang Maha Kuasa dia yang paling menentukan," tegasnya di Istana Merdeka, Rabu (17/8/2011).
Bagi Yunus, maut bisa datang kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Tanpa menjadi pimpinan KPK-pun menurutnya setiap orang pasti akan mati. "Dimana-mana ada resiko. Anda tidur di rumah juga bisa meninggal. Selama masih ada Tuhan," Imbuhnya.
Saat ditanya mengenai peluang dirinya untuk terpilih sebagai Ketua KPK, Yunus hanya mengatakan bahwa dirinya sangat optimis. "Harus optimis lah," singkatnya.
Yunus pun tak mau berbesar kepala ketika saat ini diunggulkan Komisi III DPR menjadi pimpinan KPK. Bahkan dia mensinyalir ada beberapa pihak yang mau menjegalnya.
"Ya ada sebagian bicara begitu tapi yang tidak suka sama saya juga ada kan. Mudah-mudahan mereka mau lah jika misi-misinya memberantas korupsi," tandasnya. [mah]
Senin, 15 Agustus 2011
Nazaruddin Sakit, KPK Batalkan Pemeriksaan
Senin, 15 Agustus 2011 15:02 WIB | 865 Views
Berita Terkait
Video
Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Senin, mengatakan pemeriksaan tersangka Nazaruddin akan diperiksa Selasa (16/8).
"Hari ini batal pemeriksaan, Nazar kurang enak badan," kata Johan.
Sebelumnya Kabag Pemberitaan KPK Priharsa Nugraha mengatakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat akan menjalani pemeriksaan di lembaga antikorupsi.
"Iya ada pemeriksaan Nazaruddin, rencananya jam 10.00 WIB saat dikonfirmasi," ujar dia.
Nazaruddin saat ini menjalani penahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, sejak Minggu dini hari (14/8), setelah menjalani pemeriksaan di KPK.
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini tertangkap di Kolombia, dan telah dipulangkan oleh tim gabungan penangkapan Nazaruddin yang terdiri dari KPK, Polri, Imigrasi, dan Kementerian Luar Negeri pada Sabtu (14/8).
Nazar dibawa dengan pesawat jet sewaan mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada pukul 19.50 WIB, dan langsung dibawa ke Rutan Mako Brimob untuk menjalani tes kesehatan
Angelina Sondakh Mengaku Tak Kenal Albert P
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Anggota Badan Anggaran DPR Angelina Sondakh mengaku sama sekali tidak mengenal Albert P, yang diduga sering membantu Muhammad Nazaruddin di Badan Anggaran. Alpang, panggilan Albert P, juga dikenal sebagai staf Nazaruddin.
"Tidak kenal sama sekali," kata Angelina, politikus Demokrat yang duduk di Komisi X DPR, kepada detikcom, Senin (15/8/2011).
Sebelumnya diberitakan Mindo Rosalina Manulang mengaku kenal dengan Albert P. Namun, terdakwa kasus korupsi wisma atlet itu, tidak tahu apa hubungan pria yang biasa disapa Alpang itu dengan Nazaruddin.
"Saya kenal dengan Albert, tapi nggak tahu apa hubungannya dengan Pak Nazar," kata Rosa di sela-sela persidangan di Pengadilan Tipikor, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta siang tadi.
Sebelumnya, terendus rencana Nazaruddin menghabisi salah seorang pimpinan KPK, Chandra M Hamzah. Nazaruddin menyiapkan dana miliaran rupiah untuk memuluskan misi jahat itu.
Hal itu terungkap dari percakapan telepon orang yang diduga Nazaruddin sekitar bulan Mei 2011 dengan seorang bernama Alpang yang diduga kuat Albert P, salah seorang stafnya. Saat itu, Nazaruddin sudah mulai diberitakan diduga terlibat dalam kasus suap tender proyek pembangunan Wisma Atlet. Dia kala itu sudah mengatakan sesuatu yang negatif terhadap pimpinan KPK.
Kabarnya percakapan Nazaruddin-Alpang tentang rencana jahat untuk menghabisi Chandra M Hamzah ini sudah diperdengarkan dalam sidang Komisi Etik yang bertugas menyelidiki pimpinan dan pejabat KPK atas tudingan-tudingan Nazaruddin. Komisi Etik yang dipimpin oleh Abdullah Hehamahua dan terdiri dari para tokoh antikorupsi yang kredibel itu saat ini masih terus melakukan penyelidikan mengenai tudingan Nazaruddin.
Lantas bagaimana isi transkrip pembicaraan Nazaruddin dengan Alpang? Hingga kini detail percakapannya masih dirahasiakan, dikunci rapat-rapat. "Tapi yang jelas, dalam transkrip itu terdapat percakapan yang jelas, bahwa Nazaruddin menyiapkan dana miliaran rupiah untuk menghabisi Chandra Hamzah," terang sumber tersebut.
Jakarta - Anggota Badan Anggaran DPR Angelina Sondakh mengaku sama sekali tidak mengenal Albert P, yang diduga sering membantu Muhammad Nazaruddin di Badan Anggaran. Alpang, panggilan Albert P, juga dikenal sebagai staf Nazaruddin.
"Tidak kenal sama sekali," kata Angelina, politikus Demokrat yang duduk di Komisi X DPR, kepada detikcom, Senin (15/8/2011).
Sebelumnya diberitakan Mindo Rosalina Manulang mengaku kenal dengan Albert P. Namun, terdakwa kasus korupsi wisma atlet itu, tidak tahu apa hubungan pria yang biasa disapa Alpang itu dengan Nazaruddin.
"Saya kenal dengan Albert, tapi nggak tahu apa hubungannya dengan Pak Nazar," kata Rosa di sela-sela persidangan di Pengadilan Tipikor, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta siang tadi.
Sebelumnya, terendus rencana Nazaruddin menghabisi salah seorang pimpinan KPK, Chandra M Hamzah. Nazaruddin menyiapkan dana miliaran rupiah untuk memuluskan misi jahat itu.
Hal itu terungkap dari percakapan telepon orang yang diduga Nazaruddin sekitar bulan Mei 2011 dengan seorang bernama Alpang yang diduga kuat Albert P, salah seorang stafnya. Saat itu, Nazaruddin sudah mulai diberitakan diduga terlibat dalam kasus suap tender proyek pembangunan Wisma Atlet. Dia kala itu sudah mengatakan sesuatu yang negatif terhadap pimpinan KPK.
Kabarnya percakapan Nazaruddin-Alpang tentang rencana jahat untuk menghabisi Chandra M Hamzah ini sudah diperdengarkan dalam sidang Komisi Etik yang bertugas menyelidiki pimpinan dan pejabat KPK atas tudingan-tudingan Nazaruddin. Komisi Etik yang dipimpin oleh Abdullah Hehamahua dan terdiri dari para tokoh antikorupsi yang kredibel itu saat ini masih terus melakukan penyelidikan mengenai tudingan Nazaruddin.
Lantas bagaimana isi transkrip pembicaraan Nazaruddin dengan Alpang? Hingga kini detail percakapannya masih dirahasiakan, dikunci rapat-rapat. "Tapi yang jelas, dalam transkrip itu terdapat percakapan yang jelas, bahwa Nazaruddin menyiapkan dana miliaran rupiah untuk menghabisi Chandra Hamzah," terang sumber tersebut.
Tak Punya Pengacara, Nazar Tak Diperiksa KPK
"Ketika dia masuk belum ada secarik kertas bahwa dia kuasa hukum Nazaruddin."
Senin, 15 Agustus 2011, 15:53 WIB
Arry Anggadha, Aries Setiawan "Sampai semalam kami belum dapat secara legal mengenai siapa pengacaranya. Karena tidak didampingi pengacara, KPK tidak melakukan pemeriksaan secara materi. Baru administrasi," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, di Gedung KPK, Senin 15 Agustus 2011.
Johan menjelaskan, KPK sudah menanyakan kepada Nazaruddin siapa yang akan mendampinginya apakah Elza Syarief atau dari kantor OC Kaligis. KPK pun sudah meminta pihak Kaligis naik ke ruang penyidikan.
"Di atas ditanya surat kuasa baru mau ditandatangani Pak Nazaruddin. Artinya, ketika dia masuk belum ada secarik kertas bahwa dia kuasa hukum Nazaruddin," jelas Johan.
Johan pun membantah KPK telah menghalangi pihak yang mengaku sebagai pengacara Nazaruddin. "Jadi tidak benar kami menghalangi keluarga atau pengacara untuk bertemu Nazaruddin. Ini penjelasan supaya tidak simpang siur. Ini versi KPK," tegasnya.
KPK pun sudah berencana memeriksa Nazaruddin setelah bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu didampingi pengacara. Menurut agenda, Nazaruddin akan diperiksa Selasa 16 Agustus pagi. "Jadi ada legalitasnya kalau dia pengacara Pak Nazaruddin. Bagaimana pun ini negara hukum dan berlandaskan aturan legal formal," ujarnya. (eh)
• VIVAnews
Senin, 15 Agustus 2011 , 10:04:00
JAKARTA- Tersangka kasus dugaan suap Sesmonpora dalam proyek Pembangunan Wisma Atlet SEA Games, M Nazaruddin, dijadwalkan menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini. Kepastian ini disampaikan Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha kepada wartawan di Gedung KPK.
"Hari ini, N diperiksa sebagai tersangka," kata Priharsa Nugraha, Senin (15/8).
Pemeriksaan hari ini merupakan pemeriksaan lanjutan setelah mantan Bendahara Umum KPK ini diperiksa pada Sabtu (13/8) pascapemulangannga dari Kolombia.
Seperti yang diketahui, Nazaruddin sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 30 Juni 2011 lalu dan menjadi buronan interpol sejak 4 Juli 2011. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini ditangkap di Cartagena, Kolombia oleh interpol pada Minggu (7/8) kemudian dipulangkan ke Indonesia pada Sabtu (13/8). KPK menitipkan Nazaruddin di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.(gel/jpnn)
"Hari ini, N diperiksa sebagai tersangka," kata Priharsa Nugraha, Senin (15/8).
Pemeriksaan hari ini merupakan pemeriksaan lanjutan setelah mantan Bendahara Umum KPK ini diperiksa pada Sabtu (13/8) pascapemulangannga dari Kolombia.
Seperti yang diketahui, Nazaruddin sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 30 Juni 2011 lalu dan menjadi buronan interpol sejak 4 Juli 2011. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini ditangkap di Cartagena, Kolombia oleh interpol pada Minggu (7/8) kemudian dipulangkan ke Indonesia pada Sabtu (13/8). KPK menitipkan Nazaruddin di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.(gel/jpnn)
RELATED NEWS |
Sabtu, 13 Agustus 2011
Petugas Pengawal Nazaruddin Turun dengan Penutup Wajah
Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Ada sekitar 10 petugas dari kepolisian, KPK maupun imigrasi yang mengawal Nazaruddin dari Bogota, Kolombia. Seluruhnya kompak mengenakan penutup wajah saat turun dari pesawat.
Pantauan detikcom di Bandara Halim Perdanakusumah, Sabtu (13/8/2011), pesawat Gulfstream yang ditumpangi Nazar tiba sekitar pukul 19.50 WIB. Pesawat langsung parkir di landasan VIP.
Ada satu orang penyidik yang turun lebih dulu. Dia terlihat mengenakan penutup wajah dan rompi hitam sambil membawa tas ransel.
Tidak lama kemudian, 9 petugas lainnya menyusul. Mereka juga kompak dengan penutup wajah hitam dan rompi.
Para petugas itu langsung menaiki bus TMC Polda Metro Jaya. Setelah Nazaruddin naik mobil, para penyidik itu pun bergabung dengan iring-iringan.
Jakarta - Ada sekitar 10 petugas dari kepolisian, KPK maupun imigrasi yang mengawal Nazaruddin dari Bogota, Kolombia. Seluruhnya kompak mengenakan penutup wajah saat turun dari pesawat.
Pantauan detikcom di Bandara Halim Perdanakusumah, Sabtu (13/8/2011), pesawat Gulfstream yang ditumpangi Nazar tiba sekitar pukul 19.50 WIB. Pesawat langsung parkir di landasan VIP.
Ada satu orang penyidik yang turun lebih dulu. Dia terlihat mengenakan penutup wajah dan rompi hitam sambil membawa tas ransel.
Tidak lama kemudian, 9 petugas lainnya menyusul. Mereka juga kompak dengan penutup wajah hitam dan rompi.
Para petugas itu langsung menaiki bus TMC Polda Metro Jaya. Setelah Nazaruddin naik mobil, para penyidik itu pun bergabung dengan iring-iringan.
Pesawat Nazar Mendarat di Halim Pk. 19.45
Satu pesawat dengan nomor seri PK-RJG lebih dulu mendarat, disusul M913 PT.
Sabtu, 13 Agustus 2011, 20:10 WIB
Eko Priliawito, Nila Chrisna Yulika Dari pantauan VIVAnews.com, satu pesawat dengan seri PK-RJG lebih dulu mendarat. Kemudian satu yang lain dengan warna yang sama juga menyusul mendarat, dengan nomor seri M913 PT. Belum diketahui pesawat mana yang mengangkut Nazaruddin.
Sejumlah kendaraan milik KPK dan Tim INAFIS Mabes Polri sudah menunggu dan bersiap di pintu area cargo Bandara Halim Perdanakusumah. Mobil ini diperkirakan akan membawa Nazaruddin ke tahanan Markas Komando Brimob.
• VIVAnews
KPK: Rute Tak Penting, Pokoknya Nazar Selamat
Sudah sampai mana Nazaruddin saat ini?
Sabtu, 13 Agustus 2011, 15:41 WIB
Anggi Kusumadewi, Nur Eka Sukmawati Namun Wakil Ketua KPK M. Jasin mengatakan, rute bukanlah persoalan utama. “Masalah rute tidak penting. Yang penting Nazaruddin datang dengan selamat hari ini,” kata Jasin, Sabtu, 13 Agustus 2011. “Ini ujian kesabaran bagi masyarakat dan wartawan yang puasa,” imbuh Jasin sembari berkelakar.
Sebelumnya, awalnya Nazaruddin diprediksi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu pagi tadi. Perkiraan itu diperoleh dengan menghitung jarak tempuh Kolombia-Indonesia yang menurut Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia, Made Subagia, memerlukan waktu sekitar 30 jam.
Belakangan, Mantan Kepala Staf Angkatan Udara sekaligus pengamat penerbangan, Chappy Hakim, menyatakan bahwa penerbangan Kolombia-Indonesia dengan menggunakan pesawat jet Gulfstream G550 seperti yang dicarter tim penjemput Nazaruddin, hanya membutuhkan waktu maksimal 18 jam.
“Air time atau waktu tempuh pesawat jenis itu dari Kolombia ke Indonesia, plus transit untuk isi bensin, 14 sampai 16 jam sudah cukup, sudah bisa sampai Indonesia,” kata Chappy ketika dihubungi VIVAnews. Menurutnya, Gulfstream G550 bahkan mampu terbang langsung dari Washington ke Singapura nonstop.
“Tidak ada istilah telat, karena itu semua tergantung rute yang dilalui dan ada berapa titik transit. Pesawat carter kan tidak menggunakan rute komersial, karena tidak tergolong penerbangan terjadwal,” jelas Chappy. Ia mengatakan, kecepatan pesawat sangat dipengaruhi oleh beban barang dan penumpang yang dibawa, serta berapa lama dan berapa kali transit dalam perjalanan.
Nazaruddin sempat meminta kepada tim penjemputnya untuk mampir ke Malaysia sebelum mendarat di Indonesia, agar ia mempunyai kesempatan untuk bertemu keluarganya di sana. Anak dan istri Nazaruddin dikabarkan berada di negeri jiran itu.
Istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, yang semula mendampingi suaminya selama pelarian, memilih terbang ke Malaysia ketimbang kembali ke tanah air bersama Nazaruddin, kemungkinan karena kedua anak mereka dititipkan ke kerabat di Kuala Lumpur. “Anak-anaknya di Kuala Lumpur, dititipkan di sana,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam.
Kamis, 11 Agustus 2011
Rabu, 10 Agustus 2011
Kisah Dubes Kolombia Saat Nazaruddin Diborgol
Mengaku bernama Syafruddin, Nazar bilang sedang melakukan perjalanan bisnis di negeri itu.
Senin, 8 Agustus 2011, 17:43 WIB
Bayu Galih Michael menjelaskan saat ditangkap polisi kota Cartagena, Nazaruddin tidak melawan. "Dia sedang duduk-duduk. Tidak ada perlawanan, dia cenderung kooperatif," ujar Michael dalam wawancara dengan tvOne.
Michael mendapat kabar penangkapan Nazaruddin dari kepolisian Kolombia, sekitar pukul 21.00, waktu setempat. "Saya diberi tahu ada orang penting Indonesia ditangkap. Saat disebut mengenai public bribery, saya langsung tahu," jelas Michael.
Michael bersama stafnya kemudian terbang ke Cartagena. Di sana dia bertemu dengan Nazaruddin. Nazar tidak diborgol. Keduanya sempat ngobrol. Nazaruddin yang mengaku bernama Syafruddin (sebelumnya ditulis Syahruddin) mengatakan sedang melakukan perjalanan bisnis di negeri itu.
Setelah mengobrol cukup lama, Michael dan stafnya kemudian mencarikan makan untuk Nazaruddin sahur. Sepulang dari membeli makanan, Nazaruddin sudah dijaga petugas Interpol. Tangannya diborgol. Michael lalu meminta petugas Interpol agar melepas borgol itu. "Karena Nazaruddin harus buka puasa," kata Michael.
Menurut Michael, Nazaruddin bersikap kooperatif terhadap petugas.
Kepada Michael, semula pria yang mengaku bernama Syafruddin itu belum mau mengaku bahwa dia adalah Nazaruddin. Meski demikian, Michael sangat yakin bahwa dia tak lain adalah Nazaruddin, yang wajahnya selama ini dia kenali dari media massa.
Dari paspornya, Michael tahu bahwa sebelum ke Kolombia, Nazaruddin pernah singgah di Malaysia, Singapura, dan sejumlah negara lain. Michael mengaku sengaja tidak mengorek soal identitas palsu Nazaruddin dengan tujuan agar dia bersikap kooperatif dengan kedutaan.
Dari Cartagena, Nazaruddin kemudian diterbangkan ke Bogota, ibu negeri Kolombia. "Di Bogota dia kembali diborgol. Sekarang dia ada di Bogota," Michael mengisahkan.
Penangkapan Nazaruddin itu diumumkan pemerintah siang tadi. Menko Polhukam Djoko Suyanto menjelaskan Nazaruddin ditangkap Minggu, 7 Agustus 2011, pukul 21.00 WIB. (kd)
• VIVAnews
Demokrat Siap Hadapi 'Buka-bukaan' Nazaruddin
Jika sudah sampai di Tanah Air, Nazaruddin akan langsung ditahan KPK.
Selasa, 9 Agustus 2011, 00:09 WIB
Arry Anggadha, Nila Chrisna Yulika, Denny Armandhanu, Fadila Fikriani Armadita, Dedy Priatmojo, Aries Setiawan Namun, hal tersebut harus dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. "Selama dia dalam koridor hukum, kami ikuti," ucap Jafar Hafsah, Ketua Fraksi Demokrat, Senin, 8 Agustus 2011.
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, juga menegaskan hal yang sama. Dia mempersilakan Nazaruddin membuka semua info yang diketahuinya.
"Saya berharap Nazar bisa membuka selengkap-lengkapnya. Siapapun, dari partai manapun. Kebenaran dan keadilan mesti dibuka," kata SBY di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta.
Nazaruddin, lanjut dia, juga harus menjelaskan ke Dewan Kehormatan, jika ada kader Partai Demokrat yang terlibat suatu kasus. “Agar segalanya menjadi terang."
Namun, SBY mengingatkan, semua harus berdasarkan fakta. "Apa yang banyak sekali diangkat di media massa dan percakapan warung kopi, kadang-kadang menurut pendapat saya sering kesana-kemari. Sering dilebih-lebihkan dan belum berdasar pada fakta."
Buron 3 Bulan
Buronan Nazaruddin akhirnya berhasil ditangkap setelah tiga bulan melarikan diri dari Indonesia. Pengumuman penangkapan tersangka kasus suap wisma atlet itu dilakukan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, di Istana Negara, Senin 8 Agustus 2011.
Menurut Djoko, penangkapan ini atas kerjasama Interpol, KPK, Imigrasi, dan Kementerian Luar Negeri. "Sementara ini hasil dari penyelidikan di Cartagena, identik dengan yang disebut dengan Nazaruddin," ujarnya.
Dari hasil penyelidikan, Nazaruddin diketahui menggunakan paspor asli tapi palsu. Dia menggunakan identitas M. Syafruddin. "Identitasnya palsu," jelas Djoko.
Setelah ditangkap, Nazaruddin meminta Duta Besar RI di Kolombia untuk mendampinginya terus selama di negara tersebut. Untuk mempermudah proses pengembalian Nazaruddin, sejak pukul 8 pagi dia langsung diterbangkan ke Bogota, Ibukota Kolombia. "Tim Polri dan KPK juga segara berangkat," ujarnya.
Kabar tertangkapnya Nazaruddin ini dibenarkan pihak kepolisian. Markas Besar Polri memastikan pria yang menggunakan paspor atas nama M. Syafruddin adalah Nazaruddin. Kepastian itu didapat dari pemeriksaan sidik jari Nazaruddin.
"Memang nama dipalsukan tapi paspor, foto, tetap sama tidak bisa berubah," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam.
Mabes Polri selain memeriksa sidik jadi juga akan menggunakan pemeriksaan identitas yang paling terakhir, yakni tes DNA. "Untuk meyakinkan lagi kami akan gunakan DNA. mudah-mudahan klop semua. Tapi jelas sidik jari sama."
Anton juga mengungkapkan, Nazaruddin ditangkap tidak sendirian. "Dia dengan istrinya," ujarnya. Selain istrinya, Anton menjelaskan Nazaruddin sedang bersama beberapa orang lain. "Ada, beberapa orang lain lagi, tapi kami tidak tahu persis," kata mantan Kapolda Jawa Timur ini.
Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, mengungkapkan, Nazaruddin tertangkap lantaran paspor palsu yang digunakannya. “Awalnya, Interpol, KPK, dan mabes mendapat informasi bahwa ada penggunaan paspor palsu di Kolombia. Yang ciri-cirinya seperti Nazar,” kata Johan.
Menurutnya, berdasarkan informasi penggunaan paspor palsu tersebut, maka tim dari Interpol, KPK, dan Polri dikirim ke Kolombia untuk menindaklanjutinya.
Informasi tersebut, kata Johan, diperoleh dua-tiga hari yang lalu. Namun saat itu belum ada konfirmasi dari tim apakah Nazaruddin sudah ditangkap atau belum. “Tapi dia sudah diawasi. Sudah di bawah pengawasan. Sudah dipegang,” ujar Johan.
Anton Bahrul Alam menyatakan paspor palsu itu terdeteksi saat Nazaruddin berada di Dominika. "Tapi belum jelas dibuat di mana. Nanti lebih detailnya tanya Imigrasi,"
Atas dasar informasi tersebut, Tim Gabungan yang dibentuk pemerintah untuk memburu Nazaruddin segera terbang ke Kolombia. "Tim Polri dari Dominika yang sudah berangkat beberapa minggu lalu segera turun ke Kolombia untuk bersama-sama meyakinkan yang bersangkutan itu siapa," kata Djoko Suyanto.
Tim gabungan ini terdiri dari Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian, Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, serta Kementerian Luar Negeri.
Keberangkatan tim tersebut, kata dia, untuk memastikan lebih detail apakah yang ditangkap itu Nazaruddin atau orang lain. "Ini kan baru laporan dari Interpol Kolombia dan laporan Duta Besar," kata dia
Menurut Duta Besar untuk Kolombia, Michael Manufandu, saat ditangkap polisi kota Cartagena, Nazaruddin tidak melawan. "Dia sedang duduk-duduk. Tidak ada perlawanan, dia cenderung kooperatif," ujar Michael dalam wawancara dengan tvOne.
Michael mendapat kabar penangkapan Nazaruddin dari kepolisian Kolombia, sekitar pukul 21.00, waktu setempat. "Saya diberi tahu ada orang penting Indonesia ditangkap. Saat disebut mengenai kasus penyuapan, saya langsung tahu," jelas Michael.
Michael bersama stafnya kemudian terbang ke Cartagena. Di sana dia bertemu dengan Nazaruddin. Nazar tidak diborgol. Keduanya sempat ngobrol. Nazaruddin yang mengaku bernama Syafruddin mengatakan sedang melakukan perjalanan bisnis di negeri itu.
Kepada Michael, semula pria yang mengaku bernama Syafruddin itu belum mau mengaku bahwa dia adalah Nazaruddin. Meski demikian, Michael sangat yakin bahwa dia tak lain adalah Nazaruddin, yang wajahnya selama ini dia kenali dari media massa.
Dari paspornya, Michael mengetahui bahwa sebelum ke Kolombia, Nazaruddin pernah singgah di Malaysia, Singapura, dan sejumlah negara lain. Michael mengaku sengaja tidak mengorek soal identitas palsu Nazaruddin dengan tujuan agar dia bersikap kooperatif dengan kedutaan.
Kasus Nazaruddin
Nazaruddin selalu dikait-kaitkan terlibat dalam kasus suap proyek wisma atlet SEA Games sejak KPK menangkap tangan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharram. Saat itu, KPK juga menangkap bekas anak buah Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang; dan Manajer Marketing PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris.
Saat kasus itu terkuak, nama Nazaruddin kembali disebut memberikan uang kepada Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, Janedjri M Gaffar. Ketua MK, Mahfud MD, melaporkan tindakan Nazaruddin itu langsung ke Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat namanya semakin kencang disebut-sebut terlibat dalam dua kasus tersebut, pada 23 Mei 2011, Nazaruddin tiba-tiba 'kabur' ke Singapura. Imigrasi mencatat Nazaruddin terbang dengan pesawat ke Singapura. Ia diduga naik pesawat Garuda pada pukul 19.30 WIB.
Nazaruddin kabur bersama istrinya, Neneng Sri Wahyuni. KPK juga menduga Neneng terlibat dalam kasus korupsi proyek Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun anggaran 2008. Neneng juga berkali-kali mangkir dari panggilan KPK.
Selang satu hari, KPK mengajukan permintaan agar Nazaruddin dicegah ke luar negeri. Saat itu, Nazaruddin mengaku sedang berobat di Singapura. Dan akan kembali jika dia sudah sembuh dari penyakitnya.
Namun, Nazaruddin tak kunjung hadir. Empat kali KPK memanggil Nazaruddin, namun empat kali pula Nazaruddin mangkir. Tiga kali Nazaruddin dipanggil terkait kasus suap wisma atlet dan satu kali dipanggil terkait kasus korupsi di Kementerian Pendidikan Nasional. KPK pun akhirnya menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka dalam kasus wisma atlet pada 30 Juni 2011.
Sebelum ditetapkan menjadi tersangka, Nazaruddin diketahui sudah meninggalkan Singapura. Kementerian Hukum dan HAM menyatakan Nazaruddin sempat terpantau berada di Ho Chi Minh, Vietnam, dan kemudian di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pemerintah Singapura pada 5 Juli 2011, pun menegaskan, Nazaruddin sudah tidak berada di negerinya jauh sebelum 30 Juni.
Menurut Anton Bahrul Alam, berdasarkan data yang sudah masuk di Singapura, Nazaruddin sempat mengecoh aparat yang mengejarnya, dengan lari ke negara lain. Awalnya, Nazar masih lari ke negara di sekitar Asia Tenggara. "Dia mengecoh, check-in ke Kuala Lumpur, Malaysia, namun dia kemudian terbang ke Vietnam, kemudian ke Kamboja," ujar Anton.
Kemudian, dari Kamboja Nazaruddin melarikan diri ke luar kawasan Asia. Namun, sebelum ke Bogota, Kolumbia, Nazaruddin sempat ke Spanyol. Dia juga sempat singgah di Dominika.
Jika Nazaruddin sudah sampai di Tanah Air, maka KPK akan langsung menahannya. "Dia kan buron KPK, tentu nanti akan menjadi tahanan KPK."
Patrialis Dikabarkan Dimarahi SBY
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dikabarkan sempat dimahari oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena muncul lagi kasus paspor palsu. SBY marah karena Nazaruddin kabur menggunakan paspor palsu.
Sebelumnya, muncul paspor asli-palsu untuk Gayus Tambunan. Kini muncul pula paspor atas nama Syarifuddin yang digunakan oleh Nazaruddin.
"Kan beredar paspor palsu artinya ini sudah berulang kali paspor palsu ini. Dulu Gayus paspor palsu, ini paspor palsu," ujar sumber yang dekat dengan kalangan Istana, Selasa (9/8/2011).
Walaupun pada kasus Nazaruddin ini, ternyata paspor yang digunakan Nazaruddin adalah milik saudaranya Syarifuddin. Namun, apakah paspor itu asli atau palsu belum bisa dipastikan. Menurut sumber tersebut, Presiden kesal karena muncul lagi istilah paspor palsu.
Ia menegaskan Presiden SBY cukup tanggap terhadap kinerja para menterinya. "Kok orang yang menghadapi masalah hukum gampang benar dapat paspor palsu. Itu intinya mengapa Presiden marah," tegas sumber tersebut kepada INILAH.COM. [tjs]
Sebelumnya, muncul paspor asli-palsu untuk Gayus Tambunan. Kini muncul pula paspor atas nama Syarifuddin yang digunakan oleh Nazaruddin.
"Kan beredar paspor palsu artinya ini sudah berulang kali paspor palsu ini. Dulu Gayus paspor palsu, ini paspor palsu," ujar sumber yang dekat dengan kalangan Istana, Selasa (9/8/2011).
Walaupun pada kasus Nazaruddin ini, ternyata paspor yang digunakan Nazaruddin adalah milik saudaranya Syarifuddin. Namun, apakah paspor itu asli atau palsu belum bisa dipastikan. Menurut sumber tersebut, Presiden kesal karena muncul lagi istilah paspor palsu.
Ia menegaskan Presiden SBY cukup tanggap terhadap kinerja para menterinya. "Kok orang yang menghadapi masalah hukum gampang benar dapat paspor palsu. Itu intinya mengapa Presiden marah," tegas sumber tersebut kepada INILAH.COM. [tjs]
Penggulingan Presiden Bisa Jadi Preseden Buruk
INILAH.COM, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai upaya menjatuhkan Presiden di tengah jalan akan menjadi preseden buruk. Bahkan, Mahfud meyakini jika hal itu terjadi justru akan berdampak lebih buruk.
"Ya kalau saya berdoa mudah-mudahan tidak ada gangguan sampai 2014. Sebelum habis 2014 Presiden diturunkan akan menjadi preseden buruk, arahnya parlementer," ujar Mahfud seusai menghadiri buka puasa bersama di kediaman Ketua MPR Taufiq Kiemas, kawasan Widya Chandra Jakarta, Selasa (9/8/2011).
Mahfud mengatakan upaya menjatuhkan Presiden di tengah jalan tidak memiliki landasan konstitusional. Sehingga, justru ini akan membahayakan bagi sistem pemerintahan ke depan.
"Dari sudut konstitusi tidak ada alasan yang bisa dijadikan untuk memberhentikan Presiden. Di DPR ancang-ancang proses hukum melalui hak menyatakan pendapat. Anggap saja, PAN, Demokrat, dan PKB tidak hadir maka akan mandek atas nama konstitusi. Sebab, harus dipenuhi melalui 2/3 suara yang ada di parlemen," jelasnya. [tjs]
"Ya kalau saya berdoa mudah-mudahan tidak ada gangguan sampai 2014. Sebelum habis 2014 Presiden diturunkan akan menjadi preseden buruk, arahnya parlementer," ujar Mahfud seusai menghadiri buka puasa bersama di kediaman Ketua MPR Taufiq Kiemas, kawasan Widya Chandra Jakarta, Selasa (9/8/2011).
Mahfud mengatakan upaya menjatuhkan Presiden di tengah jalan tidak memiliki landasan konstitusional. Sehingga, justru ini akan membahayakan bagi sistem pemerintahan ke depan.
"Dari sudut konstitusi tidak ada alasan yang bisa dijadikan untuk memberhentikan Presiden. Di DPR ancang-ancang proses hukum melalui hak menyatakan pendapat. Anggap saja, PAN, Demokrat, dan PKB tidak hadir maka akan mandek atas nama konstitusi. Sebab, harus dipenuhi melalui 2/3 suara yang ada di parlemen," jelasnya. [tjs]
Jimly Minta Kelompok 45 Diam
Oleh: Agus Rahmat
Nasional - Selasa, 9 Agustus 2011 | 21:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie meminta kelompok yang menyerukan penurunan SBY di tengah jalan untuk diam. Lebih arif kalau menyimpan tenaga mereka untuk suksesi 2014.
"Kelompok yang kritis juga buang energi. Mendingan simpan di 2014," ujar Jimly seusai menghadiri acara buka puasa bersama di kediaman Ketua MPR Taufiq Kiemas, kawasan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (9/8/2011).
Jimly beralasan, menurunkan SBY di tengah jalan adalah hal mustahil karena tidak diatur dalam konstitusi. Sehingga, menurutnya sia-sia saja jika mendesak itu. "Sistem yang sudah kita bangun tidak memungkinkan lagi bermimpi ada Presiden diturunkan di tengah jalan kecuali impeachment. Ada prosedur (impeachment, red) yang tidak mudah. Saking tidak mudahnya, di AS saja selama dua setengah abad tidak ada impeachment," jelas Jimly.
Dijelaskan Jimly, prosesnya biasanya digunakan negara-negara di dunia ada dua. Yaitu melalu hukum yang murni, dan berupa campuran yaitu hukum dan politik. Kalau di murni hukum, maka cukup MK. Tetapi jika campuran, maka MPR juga turut berada di situ. "Jangan samakan dengan Korea, Turki, Thailand. Kalau hukum di MK, seperti Korea, Thailand, tapi di Indonesia campuran," jelasnya.
Dia menghargai semua keinginan kelompok tersebut. Sebab, itu juga diyakininya karena munculnya desakan-desakan dari masyarakat.
Seperti diketahui, sebanyak 45 tokoh nasional berkumpul di Hotel Four Seasons, Jakarta Senin malam (8/9/2011). Mereka menyatakan sikap bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah melenceng dari tujuan dan cita-cita kemerdekaan.
Di antara 45 tokoh itu adalah Amir Daulay, Ali Yafie, Hariman Siregar, Sukardi Rinakit, Soeryadi Sudirja, Adnan Buyung Nasution, Soegeng Sarjadi, Mulyana W Kusuma, dan Tyasno Sudarto.
Ke-45 tokoh tersebut sepakat saat ini sudah terjadi penyimpangan terhadap cita-cita dan semangat proklamasi kemerdekaan. Kehidupan bernegara dan berbangsa telah mengarah ke jurang kehancuran. [tjs]
"Kelompok yang kritis juga buang energi. Mendingan simpan di 2014," ujar Jimly seusai menghadiri acara buka puasa bersama di kediaman Ketua MPR Taufiq Kiemas, kawasan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (9/8/2011).
Jimly beralasan, menurunkan SBY di tengah jalan adalah hal mustahil karena tidak diatur dalam konstitusi. Sehingga, menurutnya sia-sia saja jika mendesak itu. "Sistem yang sudah kita bangun tidak memungkinkan lagi bermimpi ada Presiden diturunkan di tengah jalan kecuali impeachment. Ada prosedur (impeachment, red) yang tidak mudah. Saking tidak mudahnya, di AS saja selama dua setengah abad tidak ada impeachment," jelas Jimly.
Dijelaskan Jimly, prosesnya biasanya digunakan negara-negara di dunia ada dua. Yaitu melalu hukum yang murni, dan berupa campuran yaitu hukum dan politik. Kalau di murni hukum, maka cukup MK. Tetapi jika campuran, maka MPR juga turut berada di situ. "Jangan samakan dengan Korea, Turki, Thailand. Kalau hukum di MK, seperti Korea, Thailand, tapi di Indonesia campuran," jelasnya.
Dia menghargai semua keinginan kelompok tersebut. Sebab, itu juga diyakininya karena munculnya desakan-desakan dari masyarakat.
Seperti diketahui, sebanyak 45 tokoh nasional berkumpul di Hotel Four Seasons, Jakarta Senin malam (8/9/2011). Mereka menyatakan sikap bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah melenceng dari tujuan dan cita-cita kemerdekaan.
Di antara 45 tokoh itu adalah Amir Daulay, Ali Yafie, Hariman Siregar, Sukardi Rinakit, Soeryadi Sudirja, Adnan Buyung Nasution, Soegeng Sarjadi, Mulyana W Kusuma, dan Tyasno Sudarto.
Ke-45 tokoh tersebut sepakat saat ini sudah terjadi penyimpangan terhadap cita-cita dan semangat proklamasi kemerdekaan. Kehidupan bernegara dan berbangsa telah mengarah ke jurang kehancuran. [tjs]
Langganan:
Postingan (Atom)