VIVAnews -- Terdakwa kasus suap cek pelawat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Poltak Sitorus meninggal dunia hari ini, Selasa 24 Mei 2011.
Kuasa hukum Poltak Sitorus, Petrus Celestinus mengatakan, kabar duka itu diterima pihaknya satu jam yang lalu. "Satu jam lalu dapat telpon dari rutan menginformasikan kalau Pak Poltak setelah main olah raga tenis meja mengeluh badannya lemas-lemas, terus dibawa ke klinik rutan untuk dikasih pengobatan" kata Petrus saat dihubungi, Selasa siang.
Di klinik tersebut, tambah dia, Poltak menghembuskan nafas terakhir. Saat ini, jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diperiksa. "Penyebabnya belum diketahui nanti dibawa ke Rumah Sakit Polri baru diketahui" kata Petrus.
Apakah Poltak pernah mengeluh sakit? "Kami tidak tahu tapi selama ini tidak ada keluhan sakit seperti terdakwa lainnya" kata Petrus. Saat ini, pihak keluarga tengah menuju RS Polri Kramat Jati. Dan belum dapat ditentukan di mana mendiang akan disemayamkan.
Sementara itu, perihal kasus yang sedang menjeratnya, Petrus mengatakan, otomatis dinyatakan gugur. "Secara hukum gugur" kata dia.
Sebelumnya, Poltak merupakan terdakwa penerima uang suap cek pelawat terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.
Dia didakwa bersama-sama dengan empat politisi dari PDI-P lainnya yakni Willem Tutuarima, Max Moein, Agus Condro Prayitno dan Rusman Lumban Toruan.
Semua terdakwa adalah anggota DPR periode 1999-2004. Mereka diduga menerima cek perjalanan dengan jumlah bermacam usai pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Saat itu, Dewan memenangkan Miranda Swaray Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior BI. (eh)
Selasa, 24 Mei 2011 , 15:00:00
JAKARTA - Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP), Tjahjo Kumolo, menyatakan rasa berdukanya atas meninggalnya mantan anak buahnya di FPDIP DPR periode 1999-2004, Poltak Sitorus. Menurut Tjahjo, Poltak adalah sosok yang disiplin dan konsisten menjalankan garis kebijakan partai.
"Secara pribadi dan atas nama fraksi, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya beliau (Poltak Sitorus). Kenangan saya, bahwa selama menjadi anggota Fraksi PDI Perjuangan saat itu, beliau adalah salah satu anggota fraksi yang rajin dan disiplin melaksanakan garis kebijakan fraksi di komisi ataupun paripurna DPR," ujar Tjahjo melalui sambungan telpon, Selasa (24/5).
Menurut Tjahjo, dirinya sebagai Ketua FPDIP sering didatangi Poltak untuk menyampaikan laporan. Padahal, usia Tjahjo lebih muda ketimbang Poltak.
"Walau saya usianya lebih muda, karena saya ketua fraksi, beliau (Poltak) selalu menunjukkan sikap pada mekanisme fraksi yang baik. Selalu melapor, selalu minta izin," ucapnya.
Sebagai wakil PDIP di Komisi Keuangan DPR, Tjahjo juga menilai Poltak sosok yang profesional dan memahami masalah anggaran pemerintah. "Karena beliau pernah tugas di Departemen Keuangan. Kita merasa kehilangan," sambungnya.
Tjahjo mengaku terakhir terakhir kali bertemu beberapa waktu lalu, Poltak meminta agar proses penegakan hukum tetap mengedepankan keadilan dan tidak bergeser ke wilayah politik. Karenanya saat mendapat layanan pesan singkat tentang meninggalnya Poltak yang kini duduk di Badan Pertimbangan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Tjahjo mengaku kaget.
"Saya merasa terkejut mendapat kabar itu. Semoga beliau diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," pungkasnya.(ara/jpnn)
"Secara pribadi dan atas nama fraksi, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya beliau (Poltak Sitorus). Kenangan saya, bahwa selama menjadi anggota Fraksi PDI Perjuangan saat itu, beliau adalah salah satu anggota fraksi yang rajin dan disiplin melaksanakan garis kebijakan fraksi di komisi ataupun paripurna DPR," ujar Tjahjo melalui sambungan telpon, Selasa (24/5).
Menurut Tjahjo, dirinya sebagai Ketua FPDIP sering didatangi Poltak untuk menyampaikan laporan. Padahal, usia Tjahjo lebih muda ketimbang Poltak.
"Walau saya usianya lebih muda, karena saya ketua fraksi, beliau (Poltak) selalu menunjukkan sikap pada mekanisme fraksi yang baik. Selalu melapor, selalu minta izin," ucapnya.
Sebagai wakil PDIP di Komisi Keuangan DPR, Tjahjo juga menilai Poltak sosok yang profesional dan memahami masalah anggaran pemerintah. "Karena beliau pernah tugas di Departemen Keuangan. Kita merasa kehilangan," sambungnya.
Tjahjo mengaku terakhir terakhir kali bertemu beberapa waktu lalu, Poltak meminta agar proses penegakan hukum tetap mengedepankan keadilan dan tidak bergeser ke wilayah politik. Karenanya saat mendapat layanan pesan singkat tentang meninggalnya Poltak yang kini duduk di Badan Pertimbangan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Tjahjo mengaku kaget.
"Saya merasa terkejut mendapat kabar itu. Semoga beliau diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," pungkasnya.(ara/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar