Rabu, 25 Mei 2011

Wapres Sindir Menteri ESDM & Bos BP Migas Kesal Target Lifting Minyak Tidak Tercapai

RMOL.Wakil Presiden Boediono menyindir Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh dan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono gara-gara target lifting minyak tidak tercapai.
“Saya kurang senang per­fo­mance produksi minyak. Pro­duksi minyak yang rendah ber­dampak pada keamanan energi kita dan pendapatan negara,” ujar Boediono dalam sambutannya di acara Indonesia Petruleum Asso­ciation (IPA) di Jakarta, kemarin.
Untuk diketahui, pemerintah menagetkan lifting 2011 sebesar 970 ribu barel per hari. Tapi sam­pai saat ini baru mencapai 945 ribu barel per hari.
Karena itu, Boediono meminta Kepala BP migas dan Menteri ESDM lebih serius menanggapi target lifting minyak. Dia me­minta pihak-pihak terkait bekerja sama menanggulangi semua ken­dala yang menjadi peng­ham­bat produksi minyak nasional se­perti unplanned shutdown.
Boediono menegaskan, pe­me­rintah maunya target lifting mi­nyak Indonesia bisa mencapai 1,2 juta barel per hari guna me­me­nuhi kebutuhan nasional.
Bekas Gubernur Bank Indo­nesia (BI) ini mengungkapkan, tidak tercapainya target lifting serta terus menurunnya produksi minyak Indonesia setiap tahun lebih banyak disebabkan masa­lah infrastruktur.
Sebab itu, untuk mengatasi te­rus menurunnya produksi mi­nyak dalam negeri, pemerintah terus mendorong supaya investor asing maupun nasional mau berin­vestasi di sektor migas Indonesia.
Selain itu, kata Boediono, pe­merintah juga sedang fokus mengembangkan gas. Apalagi, persediaan sumber minyak bumi terus menipis sementara per­mintaan energi semakin me­ning­kat. Harga gas harus dijual sesuai dengan harga keekonomian.
“Pemerintah juga membuka dialog antara produsen dan kon­sumen gas,” tutupnya.
Menteri ESDM Darwin Za­hedy Saleh mengatakan, untuk meningkatkan produksi minyak, pihaknya akan memfokuskan eksplorasi minyak dan gas di wi­layah Indonesia timur. Pasal­nya, daerah tersebut mempunyai po­tensi yang besar untuk me­nam­bah target lifting minyak nasional.
“Kita akan mendorong eks­plorasi di Indonesia Timur agar lebih banyak pengusaha yang ber­investasi,” ucapnya.
Darwin optimis daerah per­batasan dan laut dalam sangat vital untuk produksi minyak In­do­nesia ke depan. Sebab itu, pi­haknya mendorong supaya le­bih banyak investasi yang ma­suk un­tuk melakukan eks­plorasi di sana.
“Pemerintah akan terus men­dukung usaha-usaha industri migas dan membantu meng­ha­dapi tantangannya,” tukasnya.
Jangan Bersilat Lidah
Di tempat terpisah, Wakil Ke­tua Komisi VII DPR Effendi Simbolon meminta pemerintah tak saling menyalahkan terkait tidak maksimalnya lifting. Me­nurutnya, yang harus diper­ha­tikan adalah bagaimana men­capai target tersebut.
“Janganlah bersilat lidah dan menyalahkan sesama peme­rin­tah. Sekarang, bagaimana me­menuhi target yang diusulkan,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka di DPR, kemarin.
Sebelumnya, Kepala BP Migas R Priyono mengatakan, saat ini cadangan minyak terus menu­run dan memberi efek pada tu­runnya produksi minyak.
“Tiap tahun selalu ada pe­ne­muan cadangan baru minyak, tetapi besarnya tidak sampai 1,3 juta barel, masih kalah dengan eksploitasinya,” ujar Priyono.
Kendala penemuan cadangan baru antara lain gangguan sosial, masalah internal Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), penyediaan peralatan dan per­izinan yang tidak dapat dipe­roleh secara cepat.
Untuk meningkatkan pene­muan cadangan baru, BP Migas berupaya mendorong KKKS untuk melakukan eksplorasi dengan meningkatkan koor­dinasi dengan instansi terkait sehu­bungan dengan izin pem­bebasan lokasi, izin kehutanan, izin trans­portasi dan tumpang tindih lahan. [RM]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar