“Saya kurang senang perfomance produksi minyak. Produksi minyak yang rendah berdampak pada keamanan energi kita dan pendapatan negara,” ujar Boediono dalam sambutannya di acara Indonesia Petruleum Association (IPA) di Jakarta, kemarin.
Untuk diketahui, pemerintah menagetkan lifting 2011 sebesar 970 ribu barel per hari. Tapi sampai saat ini baru mencapai 945 ribu barel per hari.
Karena itu, Boediono meminta Kepala BP migas dan Menteri ESDM lebih serius menanggapi target lifting minyak. Dia meminta pihak-pihak terkait bekerja sama menanggulangi semua kendala yang menjadi penghambat produksi minyak nasional seperti unplanned shutdown.
Boediono menegaskan, pemerintah maunya target lifting minyak Indonesia bisa mencapai 1,2 juta barel per hari guna memenuhi kebutuhan nasional.
Bekas Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mengungkapkan, tidak tercapainya target lifting serta terus menurunnya produksi minyak Indonesia setiap tahun lebih banyak disebabkan masalah infrastruktur.
Sebab itu, untuk mengatasi terus menurunnya produksi minyak dalam negeri, pemerintah terus mendorong supaya investor asing maupun nasional mau berinvestasi di sektor migas Indonesia.
Selain itu, kata Boediono, pemerintah juga sedang fokus mengembangkan gas. Apalagi, persediaan sumber minyak bumi terus menipis sementara permintaan energi semakin meningkat. Harga gas harus dijual sesuai dengan harga keekonomian.
“Pemerintah juga membuka dialog antara produsen dan konsumen gas,” tutupnya.
Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh mengatakan, untuk meningkatkan produksi minyak, pihaknya akan memfokuskan eksplorasi minyak dan gas di wilayah Indonesia timur. Pasalnya, daerah tersebut mempunyai potensi yang besar untuk menambah target lifting minyak nasional.
“Kita akan mendorong eksplorasi di Indonesia Timur agar lebih banyak pengusaha yang berinvestasi,” ucapnya.
Darwin optimis daerah perbatasan dan laut dalam sangat vital untuk produksi minyak Indonesia ke depan. Sebab itu, pihaknya mendorong supaya lebih banyak investasi yang masuk untuk melakukan eksplorasi di sana.
“Pemerintah akan terus mendukung usaha-usaha industri migas dan membantu menghadapi tantangannya,” tukasnya.
Jangan Bersilat Lidah
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendi Simbolon meminta pemerintah tak saling menyalahkan terkait tidak maksimalnya lifting. Menurutnya, yang harus diperhatikan adalah bagaimana mencapai target tersebut.“Janganlah bersilat lidah dan menyalahkan sesama pemerintah. Sekarang, bagaimana memenuhi target yang diusulkan,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka di DPR, kemarin.
Sebelumnya, Kepala BP Migas R Priyono mengatakan, saat ini cadangan minyak terus menurun dan memberi efek pada turunnya produksi minyak.
“Tiap tahun selalu ada penemuan cadangan baru minyak, tetapi besarnya tidak sampai 1,3 juta barel, masih kalah dengan eksploitasinya,” ujar Priyono.
Kendala penemuan cadangan baru antara lain gangguan sosial, masalah internal Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), penyediaan peralatan dan perizinan yang tidak dapat diperoleh secara cepat.
Untuk meningkatkan penemuan cadangan baru, BP Migas berupaya mendorong KKKS untuk melakukan eksplorasi dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait sehubungan dengan izin pembebasan lokasi, izin kehutanan, izin transportasi dan tumpang tindih lahan. [RM]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar