Arahan SBY untuk Elite Demokrat (6)
Nazaruddin, Tirulah Sikap Jantan Gubernur Agusrin
INILAH.COM, Jakarta - Pada Rabu (25/5/2011) malam, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil jajaran pengurus DPP, Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan Partai Demokrat ke kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor.
Dalam pertemuan itu, SBY memberikan arahan kepada para elite Partai Demokrat untuk tetap bersatu dan solid pasca pemecatan M Nazaruddin dari jabatan bendahara umum. Berikut petikan arahan SBY dalam pidatonya.
Saya tidak mau negosiasi, sebenarnya dalam pemerintahan saya baru selesaikan masalah koalisi, saya baru damaikan Kamboja dan Thailand. Sebetulnya saya bisa delegasikan masalah ini, tapi oke niat baik, saya terima Saudara Nazaruddin dalam sidang keenam Dewan Kehormatan. Ternyata Bung Nazaruddin berbeda dangan apa yang disampaikan tadi kepada Pak Anas.
Saya minta Bung Nazaruddin bilang, "saya siap diperiksa MK, KPK saya tidak terlibat, tidak bersalah tapi daripada diguncang terus kasihan partai saya, lebih baik saya tinggalkan jabatan saya untuk fokus hadapi proses hukum itu yang paling baik." Tapi yang bersangkutan tidak bersedia, oke.
Waktu berjalan, Dewan Kehormatan yang saya pimpin mengambil solusi, saudara Nasruddin dibebastugaskan dengan alasan yg sama, itu yang terjadi setelah begitu panjang. Kami ingin selesaikan masalah dari yang awalnya diam sampai bekerja sesuai sistem. Satu hal yang saya sayangkan, pertemuan Dewan Kehormatan bocor, saya duga tahunya wartawan dari dalam Demokrat sendiri. Saya keluarkan teguran kepada semua yang hadir waktu itu walaupun saya tidak menuduh.
Saudara-saudara itulah duduk persoalan yang menimpa partai kita kasus saudara Nazaruddin, saya mau saudara Nazaruddin daripada hantam sana-sini, sudah maklum yang dihantam tidak akan diam, akan gugat balik, pencemaran nama baik, sudahlah fokus saja hadapi MK dan KPK. Partaipun akan beri bantuan, Bung Nazaruddin masih muda masih punya masa depan. Itu lihat gubernur Demokrat di Bengkulu, Bung Agusrin yang didakwa lakukan korupsi. Sebagai presiden saya tidak mungkin tidak izinkan diperiksa, tidak mungkin saya tebang pilih, kalau memang tidak bersalah 'go'. Sekarang bebas kita aktifkan kembali jadi gubernur.
Jadi front-nya di sana. Jangan serang sana sini yang jadi makin memperburuk partai kita. Saya berpikir 3-4 langkah ke depan supaya tidak jadi bulan-bulanan. Jadi dengarkan penjelasan saya ini, tidak ada korban-mengorbankan, tidak ada! Kalau bisa dibela, kita bela, tidak ada korban-mengurbankan! Bodoh sekali korbankan partai mencoreng partai kita. Inilah topik pertama pertemuan kita mengenai kasus saudara Nazaruddin. [bersambung/nic]
Dalam pertemuan itu, SBY memberikan arahan kepada para elite Partai Demokrat untuk tetap bersatu dan solid pasca pemecatan M Nazaruddin dari jabatan bendahara umum. Berikut petikan arahan SBY dalam pidatonya.
Saya tidak mau negosiasi, sebenarnya dalam pemerintahan saya baru selesaikan masalah koalisi, saya baru damaikan Kamboja dan Thailand. Sebetulnya saya bisa delegasikan masalah ini, tapi oke niat baik, saya terima Saudara Nazaruddin dalam sidang keenam Dewan Kehormatan. Ternyata Bung Nazaruddin berbeda dangan apa yang disampaikan tadi kepada Pak Anas.
Saya minta Bung Nazaruddin bilang, "saya siap diperiksa MK, KPK saya tidak terlibat, tidak bersalah tapi daripada diguncang terus kasihan partai saya, lebih baik saya tinggalkan jabatan saya untuk fokus hadapi proses hukum itu yang paling baik." Tapi yang bersangkutan tidak bersedia, oke.
Waktu berjalan, Dewan Kehormatan yang saya pimpin mengambil solusi, saudara Nasruddin dibebastugaskan dengan alasan yg sama, itu yang terjadi setelah begitu panjang. Kami ingin selesaikan masalah dari yang awalnya diam sampai bekerja sesuai sistem. Satu hal yang saya sayangkan, pertemuan Dewan Kehormatan bocor, saya duga tahunya wartawan dari dalam Demokrat sendiri. Saya keluarkan teguran kepada semua yang hadir waktu itu walaupun saya tidak menuduh.
Saudara-saudara itulah duduk persoalan yang menimpa partai kita kasus saudara Nazaruddin, saya mau saudara Nazaruddin daripada hantam sana-sini, sudah maklum yang dihantam tidak akan diam, akan gugat balik, pencemaran nama baik, sudahlah fokus saja hadapi MK dan KPK. Partaipun akan beri bantuan, Bung Nazaruddin masih muda masih punya masa depan. Itu lihat gubernur Demokrat di Bengkulu, Bung Agusrin yang didakwa lakukan korupsi. Sebagai presiden saya tidak mungkin tidak izinkan diperiksa, tidak mungkin saya tebang pilih, kalau memang tidak bersalah 'go'. Sekarang bebas kita aktifkan kembali jadi gubernur.
Jadi front-nya di sana. Jangan serang sana sini yang jadi makin memperburuk partai kita. Saya berpikir 3-4 langkah ke depan supaya tidak jadi bulan-bulanan. Jadi dengarkan penjelasan saya ini, tidak ada korban-mengorbankan, tidak ada! Kalau bisa dibela, kita bela, tidak ada korban-mengurbankan! Bodoh sekali korbankan partai mencoreng partai kita. Inilah topik pertama pertemuan kita mengenai kasus saudara Nazaruddin. [bersambung/nic]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar