Ditegur Dua Kali Karena Punya Rumah Besar
"Rumah yang mana mas?" tanya Probo. "Yang di Megamendung. Dari jalan besar kelihatan.
Kamis, 9 Juni 2011, 06:52 WIB
Arry Anggadha, Gestina Rachmawati Menurut Probo, Soeharto tidak suka kalau adik-adiknya memiliki atau melakukan sesuatu yang berlebihan. Probo mengakui, pada 1972, kakaknya mendengar cerita dia memiliki sebuah bangunan di Megamendung, Puncak, Bogor.
"Pak Harto memanggil saya dan bertanya, kamu bikin rumah besar-besar di Megamendung itu untuk apa," tutur Probo dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
"Rumah yang mana mas?" tanya Probo.
"Yang di Megamendung. Dari jalan besar kelihatan, lampunya sampai begitu banyak. Kamu mau bikin tumah yang melebihi istana?" kata Soeharto seperti ditirukan Probo.
Menurut Probo, dia menjelaskan bahwa bangunan yang dimaksud kakaknya itu adalah kandang ayam. "Kandang ayam kenapa pakai lampu banyak?" tanya Pak Harto lagi.
"Ya kalau tidak diberi lampu, nanti ayamnya nggak mau makan. Jadi nggak mau bertelur, mas."
Selain rumah di Megamendung, Probo mengaku kembali ditegur Presiden RI kedua itu ketika membangun rumah di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, pada 1980-an.
Menurut Probo, saat itu, Soeharto mengira dirinya membangun rumah yang besar dan dikelilingi jalan. "Kenapa kamu membuat rumah besar-besar. Dari depan ke belakang ketemu jalan. Dari kiri ke kanan juga ketemu jalan. Mau dibikin apa itu rumah besar-besar?" tanya Soeharto.
"Mas, rumah itu hanya menghadap ke Jalan Diponegoro saja. Di kiri dan kanannya nggak ada jalan, di belakangnya juga nggak ada jalan. Kenapa mas mengira rumah itu dikelilingi jalan?" ujar Probo balik bertanya kepada Soeharto.
Probo menjelaskan, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Soeharto itu didasari oleh salah satu sifatnya. Meski menjabat sebagai Presiden RI kedua, Probo mengenang Soeharto sebagai orang yang sederhana. "Tidak ada yang berlebihan, bahkan rumahnya jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan rumah para pejabat setelah beliau," ujar Probo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar