Rabu, 08 Juni 2011

Fahmi: Sebelum Kamboja, Nunun ke Vietnam
Menurut Fahmi, Nunun menggunakan paspor keponakannya, Yane Yuniarti.
Rabu, 8 Juni 2011, 15:14 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Dedy Priatmojo
VIVAnews - Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris kembali membeberkan informasi yang dia ketahui mengenai keberadaan tersangka kasus cek pelawat, Nunun Nurbaeti. Politisi Partai Golkar ini bersikukuh  Nunun kerap berpindah-pindah dan tidak ada di Singapura.

"Sejak awal saya katakan ke KPK kalau Nunun itu ada di Thailand, bukan di Singapura. Jika pada saat itu, KPK bergerak pasti bisa menangkap Nunun," kata Fahmi saat ditemui di pelucuran buku 'Pak Harto, The Untold stories' di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu 8 Juni 2011.

Menurut Fahmi, Nunun tinggal di sebuah perumahan saat di Thailand. Namun, dia enggan menyebut nama perumahan itu. Dari sana, Nunun kemudian pindah ke Vietnam, dan terakhir bermukim di Pnom Pehn, Kamboja. "Di Kamboja Nunun tinggal di hotel. Sekarang sudah tidak," kata politisi Partai Golkar ini.

Mengapa Nunun bisa berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain? "Karena dia menggunakan paspor keponakannya, Yane Yuniarti. Wajahnya sangat mirip dengan Nunun."

Selama di luar negeri, kata Fahmi, Nunun tidak sendiri dan ditemani dua atau tiga kerabat. Ketika Nunun masih di Thailand suami dan anak-anaknya sering berkunjung ke tempat Nunun bersembunyi.

"Pak Adang (Daradjatun) saja sering datang. Semua anak-anaknya suka mengunjungi Nunun," tuturnya.
Pihak imigrasi yang dikonfirmasi soal ini tidak yakin dengan keterangan Fahmi. Humas Imigrasi Bambang Catur mengatakan, setiap negara memiliki sistem pengamanan di bandaranya masing-masing.
"Sementara parpor kita sudah bertaraf internasional, tidak mungkin Nunun menggunakan paspor orang lain," kata dia kepada VIVAnews.

Sebagai seorang suami, kata Fahmi, apa yang dilakukan Adang itu sah-sah saja. Tetapi, sebagai pejabat dan mantan pejabat, Adang semestinya membantu penegakan hukum.
Nunun ditetapkan sebagai tersangka karena KPK menduga yang bersangkutan menyuap sejumlah anggota legislator saat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. Berikut daftar politisi yang terjerat kasus ini. (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar