Jakarta (ANTARA News) - Jurukampanye Media Greenpeace Asia Tenggara Hikmat Soeriatanuwijaya membantah tudingan kalangan tokoh tertentu Indonesia bahwa organisasi sosial itu ingin merusak ekonomi Indonesia dan ditunggangi kepentingan bisnis negara maju.

Hikmat mengemukakan hal dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (21/7), menanggapi pemberitaan antaranews.com, Rabu (20/7) "Anggota DPR Kecam Keberadaan Greenpeace".

Menurut Hikmat, Greenpeace tidak hanya ada di Indonesia, tetapi ada di lebih 40 negara, sebagian besar di negara maju. "Dalam melakukan upaya penyelamatan lingkungan, Greenpeace juga kerap menentang pemerintahan dan industri-industri besar multinasional," katanya.

Semua pihak, termasuk masyarakat dapat mengetahui secara jelas program dan kegiatan Greenpeace pada situs www.greenpeace.org.

Hikmat mengatakan, masyarakat luas mengetahui bahwa Greenpeace tidak bisa ditunggani oleh siapa pun, karena demi menjaga independensinya, organisasi sosial tersebut tidak pernah menerima dana dari pemerintah, lembaga pemerintahan maupun perusahaan mana pun.

"Terima kasih kepada 3 juta orang di dunia dan sekitar 30.000 orang di Indonesia yang menjadi supporter individu, karena berkat mereka, Greenpeace masih bisa menjaga independensi," ujarnya.

Hikmat menambahkan, di Indonesia, aktivis-aktivis Greenpeace adalah orang Indonesia, yang tidak rela lingkungannya dirusak oleh kerakusan pihak-pihak tertentu, tidak peduli apakah perusak itu orang Indonesia atau orang asing.

"Dengan keuntungan sebagai organisasi global, Greenpeace punya kekuatan melakukan kampanye global. Karena jika perusahaan dibiarkan, maka kerugian dan malapetakanya akan dialami oleh orang Indonesia. Apalagi Indonesia adalah kotak harta karun flora dan fauna, dimana 10-15 persen spesies ada di Indonesia, tapi kini terancam oleh perusakan lingkungan," katanya.

Menurut Hikmat, kampanye negatif terhadap Greenpeace mempunyai dua tujuan, yaitu mengalihkan isu dari perusakan lingkungan ke berita negatif soal Greepeace, dan bertujuan membungkam kampanye Greenpeace.

"Upaya ini tidak akan bisa membungkam upaya penyelamatan lingkungan, tidak hanya oleh Greepeace, tetapi juga oleh lembaga-lembaga lain di tengah bukti perusakan yang semakin gamblang," demikian Hikmat Soeriatanuwijaya.(*)
(zul)