Nazaruddin: Benny-Chandra 2 Kali ke Rumah
Nazaruddin menegaskan, apa yang disampaikan itu sesuai dengan fakta.
Kamis, 21 Juli 2011, 06:07 WIB
Arry Anggadha, Suryanta Bakti Susila "Pak Benny itu pernah dua kali ke rumah saya tahun 2010, sama Chandra Hamzah. Tanya beliau," kata Nazaruddin dalam pesan BlackBerry Messenger yang diterima VIVAnews.com, Rabu 20 Juli 2011.
Nazar menegaskan, apa yang disampaikan itu sesuai dengan fakta. Tersangka suap wisma atlet itu mengaku tidak disuruh oleh pihak tertentu.
"Yang saya ceritakan fakta kebenaran, siapa dalang sebenarnya, kata anda saya suru bicara jujur. Jadi saya sampaikan yang benar dan jujur. Saya ngomong ini atas nama sumpah saya tidak bohong atau ditekan. Yang saya buka adalah fakta sebenarnya," ujar Nazar.
Menurut Nazar, saat ini dirinya masih ragu untuk menyampaikan semua data yang dimilikinya ke KPK. "KPK sudah ada deal antara Anas dengan beberapa pimpinan KPK yang terindikasi korupsi. Jadi tidak akan menjadikan Anas tersangka walaupun sudah punya cukup bukti," jelasnya.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin mengungkapkan ada bukti mengenai penerimaan uang itu. "Pada November 2010, Chandra terima uang. Ada CCTV-nya. Chandra menerima uang dari proyek pengadaan baju hansip," kata Nazaruddin.
"Waktu itu, kasusnya mau dinaikkan ke KPK. Ada seorang pengusaha yang memberi itu. Ada Benny K Harman. Saya tidak percaya KPK. KPK itu perampok," ujar Nazar.
Chandra sudah membantah tudingan Nazaruddin itu. Dia membantah menerima suap terkait kasus pengadaan baju hansip. "Seragam Hansip tidak pernah disidik di KPK," kata Chandra.
Chandra pun membantah adanya pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, seperti yang dituduhkan Nazaruddin. Apalagi, pertemuan itu disebut membahas negosiasi kasus wisma atlit SEA Games agar pengusutan berhenti sampai di Nazaruddin saja.
"Saya tidak pernah ketemu Anas, saya tidak terima duit," kata Chandra. Dia lalu meminta media mengkonfirmasi balik Nazaruddin dan Ketua DPP Demokrat Benny K. Harman soal kasus seragam Hansip itu. Pembelaan Chandra ini didukung oleh Ketua KPK, Busyro Muqoddas.
Anas pun menegaskan tudingan bekas bendaharanya itu hanya bohong belaka. "Itu bagian bohong lagi. Tanyakan saja ke Pak Chandra. Tak ada itu," kata Anas.
Benny Kabur Harman, yang juga Ketua Departemen Penegakan Hukum DPP Demokrat, menyatakan tidak tahu menahu mengenai tuduhan dan pertemuan yang dinyatakan Nazaruddin itu. "Saya tidak tahu. Nama saya dijual. Seolah nama saya ini laku, seolah saya tahu betul kejadian itu," ujar Benny di Jakarta, Rabu, 20 Juli 2011. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar