Selasa, 26 Juli 2011

Rekonstruksi Polisi, Tentukan Nasib Nurpati?
Headline
Andi Nurpati - inilah.com/Wirasatria
Oleh: R Ferdian Andi R
Nasional - Selasa, 26 Juli 2011 | 06:31 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Rekonstruksi pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK) digelar Senin (25/7/2011) di dua tempat. Sayangnya, bekas komisioner KPU Andi Nurpati absen. Inikah jalan menentukan nasib Andi Nurpati?
Rekonstruski pemalsuan surat MK digelar di dua tempat sekaligus yakni di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Studi Jak-TV. Kedua tempat tersebut menjadi titik penting penelusuran mengalirnya surat palsu MK serta penggelapan surat asli dari MK.
Di KPU sebagai muara pertama munculnya surat MK bernomor 112 karena atas permintaan KPU. Sedangkan di Jak-TV, tempat penyerahan surat bernomor 112 dan 113 yang asli namun tidak digunakan sebagai bahan rapat pleno KPU.
Anggota Panja Mafia Pemilu DPR RI Abdul Malik Haramain mendukung langkah kepolisian melakukan rekonstruksi untuk memperkuat bukti dan indikasi yang muncul saat investigasi di Panja Mafia Pemilu dan penyelidikan polisi. "Rekonstruksi ini sebagai pertanda bahwa konstruksi fakta kasus ini sebetulnya sudah terbentuk," ujarnya melalui BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima INILAH.COM di Jakarta, Senin (25/7/2011).
Dia berharap, hasil rekonstruksi dapat membuka siapa pelaku sesungguhnya dari praktik mafia Pemilu. Politikus PKB ini berharap dengan adanya rekonstruksi ini, polisi dapat lebih cepat menentukam siapa saja tersangka barunya. "Harapannya, polisi segera menentukan siapa tersangka barunya," harap Malik.
Selain kantor KPU dan studio Jak TV, Malik berharap agar kepolisian juga meggelar rekonstruksi di kantor Mahakamah Konstitusi (MK) dan kediaman hakim konstitusi Arsyad Sanusi di apartemen pejabat negara Kemayoran, Jakarta Pusat. "Tempat-tempat ini erat terkait dengan kejadian-kejadian seputar mafia pemilu," cetus Malik.
Sebagaimana dimaklumi, dalam rekonstuksi yang digelar di dua tempat sekaligus, bekas komisioner KPU Andi Nurpati tampak absen. Dalam rekonstruksi di KPU, staf KPU seperti Ario dan Matnur turut serta dalam rekonstruksi tersebut. Begitu pula mantan Juru Panggil MK Masyhuri Hasan juga melakukan sembilan kali adegan saat rekonstruksi di studi Jak-TV.
Sementara Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengaku bersyukur kasus pemalsuan surat MK ini ditelusuri Panja Mafia Pemilu di Komisi II DPR. Dia berpendapat dengan pembentukan panja memiliki efek positif dalam pengungkapan kasus tersebut. "Dengan adanya Panja Mafia Pemilu, ada daya pengaruh ke aparat kepolisian, sehingga bergulir," cetus Priyo di gedung DPR, Jakarta, Senin (25/72011).
Priyo pun berharap agar anggota Panja Mafia Pemilu tidak ciut nyali meski telah diancam oleh Andi Nurpati untuk dipidanakan karena memberi komentar di luar sidang. "Saya berharap, Panja Mafia Pemilu itu tetap kukuh pendirian, untuk meyakini, dan memastikan temuan yang ada tetap berjalan sesuai dengan rencana," tandas Priyo. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar