Minggu, 10 Juli 2011

"SMS Marzuki Cuma Keluhan atas Seorang Kader"

"Saya kenal sekali Pak Marzuki. Dia bukan politikus rendahan yang suka bermanuver."

Minggu, 10 Juli 2011, 13:07 WIB
Arfi Bambani Amri
VIVAnews - Ketua Departemen Perencanaan Pembangunan Nasional Partai Demokrat, Kastorius Sinaga, menilai pesan singkat (SMS) Marzuki Alie kepada Dewan Pembina Partai Demokrat jangan dimaknai berlebihan. Menurut Kastorius, SMS itu hanya sekadar keluhan Marzuki atas tindak-tanduk satu kader Demokrat.

"Sebenarnya tidak ada perpecahan seperti disangkakan," kata Kastorius saat diwawancara VIVAnews, Minggu 10 Juli 2011. "SMS Pak Marzuki itu hanya berisi keluhan atas salah satu kader."

Namun Kastorius tak mau menyebut siapa kader yang dimaksud. Namun jika dirujuk pada SMS Marzuki Alie yang juga ditujukan kepada Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu, terdapat tiga kemungkinan namanya yakni Ruhut Sitompul, Denny Kailimang dan Amir Syamsuddin.

Kastorius hanya membuka sedikit ciri-ciri kader yang dimaksud. "Dia kader yang sering membangun front perdebatan dengan kader dan lembaga-lembaga lain," katanya. "Jika menyerang, sering secara emosional dan menyerang personalitas orang lain."

Seharusnya, kata Kastorius, kader-kader Demokrat berdebat dengan santun dan mengutamakan akal sehat. "Kalau menyerang personal, ini kan tidak elok di mata publik," katanya.

Karena itu, Kastorius membantah Marzuki sedang bermanuver dengan SMS itu. Marzuki hanya mengeluh kader yang dimaksud tidak bisa lagi dikendalikan. "Saya kenal sekali Pak Marzuki. Dia bukan politikus rendahan yang suka bermanuver," katanya.

"Saya kira, dia mungkin di taraf sudah tidak bisa lagi mengendalikan kader itu sehingga lalu meminta Ketua Dewan Pembina bisa menyelesaikan," katanya. "Saya sendiri sangat mendukung. Banyak orang, bukan hanya di Demokrat, sudah mengeluhkan orang itu."

Marzuki Alie sebelumnya membenarkan telah mengirim SMS yang berisi pesan khusus untuk SBY itu. Namun Marzuki tak menyangka, SMS itu sampai ke media massa karena hanya dikirim ke jajaran Dewan Pembina. Ia menilai bahwa isi SMS seperti itu hal yang biasa dan sesuai dengan mekanisme yang ada.

"Itu mekanisme Partai," kata Marzuki. Saran kepada SBY itu, katanya, bukan untuk mendorong diselenggarakannya Kongres Luar Biasa untuk mengganti Anas Urbaningrum, sang Ketua Umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar