Ruhut: Kisruh Demokrat Disebabkan 'Loyang'
Ruhut mengaku telah mengidentifikasi para 'loyang'. Jumlahnya tak sampai 10 orang.
Kamis, 7 Juli 2011, 15:31 WIB
Elin Yunita Kristanti Menurut Ruhut, 'loyang'adalah simpatisan dari calon Ketua Umum Demokrat yang kalah dalam Kongres beberapa waktu lalu di Bandung, Jawa Barat. "Saya tahu 'loyang' itu, jumlahnya hitungan jari," ungkapnya saat menghadiri rapat paripurna istimewa pelepasan jenazah Ketua DPRD Kota Bekasi Azhar Laena Kamis 7 Juli 2011.
Namun, kata dia, itu bukan berarti Demokrat pecah. Tiga calon Ketua Umum dalam Kongres -- Anas Urbaningrum, Andi Alfian Mallarangeng, dan Marzuki Alie, bisa akur. "Karena mereka diajarkan oleh Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono siap menang dan siap kalah."
Yang jadi masalah, kata Ruhut, adalah simpatisan dari calon yang kalah. Lantaran tidak siap menerima tokoh yang diusung kalah, kemudian melakukan manuver di dalam partai. "Mereka itu kurcaci yang mau mendukung elite, elitnya berjiwa besar, tetapi kurcaci ini tidak siap," tambahnya.
Ruhut mengaku telah mengidentifikasi siapa saja loyang yang dimaksud. Jumlahnya pun tidak banyak, kurang dari 10 orang. Ia menyebut loyang dalam tubuh partai itu adalah mereka yang kiprah politiknya masih sedikit atau baru beberapa bulan bergabung dengan Demokrat.
Dia meminta kader tersebut belajar banyak, sehingga paham arah dan tujuan partai yang memiliki Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang jelas. "Kader lama yang kiprahnya lebih dari lima tahun tidak, yang aneh-aneh ini adalah anak kemarin sore. Kalau masuk kandang harimau belajarlah jadi harimau, kalau masuk kandang monyet belajar jadi monyet, kalau masuk kandang Demokrat belajarlah berjiwa demokrat," katanya.
Ditambahkan dia, Partai Demokrat partai terbuka. Sikap partai jelas, tidak akan melindungi kadernya yang bermasalah dengan hukum. Seperti M. Nazarudin, bekas Bendahara Umum yang kini menjadi terdakwa kasus wisma Atlet SEA Games di Palembang, kemudian Andi Nurpati terlilit kasus pemalsuan surat MK, tidak akan mendapat perlindungan jika memang terbukti bersalah. "Kalau memang nanti terbukti melanggar silahkan borgol, masukkan ke penjara," pungkasnya.
Soal Nazaruddin, Ruhut mengaku, saat masih berstatus saksi, Ruhut mengaku sangat membela Nazaruddin, tapi setelah mantan bendahara umum Partai Demokrat itu berniat merusak partai dengan menuduh sejumlah tokoh menerima aliran dana, dia menjadi orang paling depan meminta agar Nazaruddin diburu dan ditangkap. "Ya, karena dia menuduh tanpa bukti otentik," katanya.
Ruhut juga meminta pengacara Nazar, OC Kaligis tidak serta merta merilis tudingan yang diterima dari kliennya M. Nazaruddin, tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games via BlackBerry Massangger (BBM). "Karena itu saya peringatkan OC Kaligis kalau memang ada fakta hukum, bujuk itu yang namanya Nazaruddin kembali," ungkap dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar